Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, tanaman zodia saya adalah salah satu yang banyak sekali beranak pinak.
Sekarang saja jumlah anak tanaman anti nyamuk ini mungkin sudah ada sekitar 15 tunas setinggi 10 cm, 30 tunas setinggi 5 cm, dan 30 tunas yang masih sangat kecil-kecil, setinggi 2-3 cm.
Sebelum itu sudah banyak juga pohon-pohon zodia kecil saya yang sudah saya bagi-bagi ke teman dan saudara.
Saya sempat bingung akan disalurkan ke mana lagi zodia yang banyak itu. Tapi akhirnya saya tidak pikirkan lagi :-) Sementara, saya pelihara dulu saja bayi-bayi zodia itu. Pasti nanti ada penyalurannya.
Pertama, mungkin akan saya masukkan ke dalam rumah. Untuk menjadi pengusir nyamuk di dalam rumah.
Kedua, mungkin saya akan coba tawarkan ke penjual tanaman, mungkin mereka mau menjualkan.
Ketiga, mungkin saya coba jual online ya? Hehehe, tinggal cari cara pengirimannya. Kira-kira tahan nggak ya bayi zodiaku di dalam kardus tertutup selama 2 hari? Saya coba tes ah :-) Kalau tahan, boleh juga nih jadi produk toko saya :-)
Demikian kabar zodiaku tercinta, saya akan infokan lagi kalau dia jadi saya jual online ya.. :-)
Friday, April 29, 2011
Berkebun di Dalam Rumah
Minggu lalu saya memulai program baru, yaitu berkebun di dalam rumah :-)
Suami saya bercanda, lama-lama rumah bisa jadi seperti hutan, sampai susah jika akan mencari orang, dan sinyal HP pun hilang :-) Suami saya memang suka lebay :-D
Padahal saya baru meletakkan 4 pohon kecil :-) 1 Zodia, 2 ZZ (saya nggak tau namanya), dan 1 kamboja jepang kecil.
Tapi setelah itu nambah :-)
Dengan 1 kamboja jepang besar. Pas kebetulan di rumah ada gentong keramik besar, saya pakai saja jadi pot, tapi sebagai pot luar saja. Di dalamnya tetap ada pot biasa.
Dan setelah itu nambah lagi dengan 4 zodia kecil, xixixi..
Supaya terlihat cantik untuk di dalam ruangan, di atas tanahnya saya beri pasir kasar (tadinya untuk akuarium) dan batu koral. Mudah-mudahan tidak mengganggu pertumbuhan yaa :-)
Dan supaya rembesan air dan tanahnya tidak mengotori ruangan, di bawah pot menggunakan alas. Pot yang memang untuk di dalam ruangan biasanya sudah ada alasnya. Pot lain saya beri alas mangkok gratisan dari supermarket :-)
Sementara demikian kabar berkebun saya, saya akan infokan perkembangannya yaa.. :-)
Suami saya bercanda, lama-lama rumah bisa jadi seperti hutan, sampai susah jika akan mencari orang, dan sinyal HP pun hilang :-) Suami saya memang suka lebay :-D
Padahal saya baru meletakkan 4 pohon kecil :-) 1 Zodia, 2 ZZ (saya nggak tau namanya), dan 1 kamboja jepang kecil.
Tapi setelah itu nambah :-)
Dengan 1 kamboja jepang besar. Pas kebetulan di rumah ada gentong keramik besar, saya pakai saja jadi pot, tapi sebagai pot luar saja. Di dalamnya tetap ada pot biasa.
Dan setelah itu nambah lagi dengan 4 zodia kecil, xixixi..
Supaya terlihat cantik untuk di dalam ruangan, di atas tanahnya saya beri pasir kasar (tadinya untuk akuarium) dan batu koral. Mudah-mudahan tidak mengganggu pertumbuhan yaa :-)
Dan supaya rembesan air dan tanahnya tidak mengotori ruangan, di bawah pot menggunakan alas. Pot yang memang untuk di dalam ruangan biasanya sudah ada alasnya. Pot lain saya beri alas mangkok gratisan dari supermarket :-)
Sementara demikian kabar berkebun saya, saya akan infokan perkembangannya yaa.. :-)
Thursday, April 28, 2011
FC Bertahap, Coba Deh..
Bagi beberapa orang, langsung menerapkan FC secara menyeluruh bisa membuat shock :-)
Yang biasanya makan pagi nasi goreng, bubur ayam, lontong sayur, harus diganti buah. Buah saja. Rasanya baru 2 jam makan perut sudah keroncongan dan kepala kliyengan :-)
Yang biasanya makan siang lengkap, ada nasi, lauk pauk aneka rupa, justru sayur kadang-kadang tidak ada, harus ditransformasikan menjadi sayur dan lauk atau nasi dan sayur. Rasanya "nggak nendang" :-)
Yang biasanya makan malam lengkap, dan besar-besaran, diubah jadi hanya nasi dengan sayur ataupun sayur dengan lauk. Ah, merananya hidup :-)
Padahal, kalau kita menyadari manfaatnya, sebenarnya di balik "derita" itu ada "anugrah" luar biasa untuk tubuh kita.
Maka, untuk menyiasatinya, bisa dicoba penerapan FC secara bertahap. Supaya kita tidak "kaget".
Pertama, tambahkan menu buah di setiap sebelum makan. Perubahan yang cukup kecil bukan? Namun dampaknya cukup besar, buah yang disantap sebelum makan akan dicerna dan diserap dengan baik.
Jadi menu kita saat ini adalah :
Pagi : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Siang : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Malam : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Kedua, kurangi menu sarapan agar sesuai FC. Ini akan mulai membiasakan kita sarapan tidak dengan makanan yang memberatkan.
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah dilanjutkan dengan menu FC
Siang : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Malam : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Ketiga, kurangi menu makan malam agar sesuai FC. Selesai untuk program malam :-)
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah dilanjutkan dengan menu FC
Siang : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Malam : buah dilanjutkan dengan menu FC
Keempat, kurangi menu sarapan menjadi hanya sayur. Ini tahapan berikutnya untuk membiasakan pagi hanya makan buah.
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah dilanjutkan dengan sayur
Siang : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Malam : buah dilanjutkan dengan menu FC
Kelima, kurangi menu makan siang menjadi menu FC. Selesai untuk program siang :-)
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah dilanjutkan dengan sayur
Siang : buah dilanjutkan dengan menu FC
Malam : buah dilanjutkan dengan menu FC
Keenam, terakhir, hilangkan sarapan sayur, sehingga tinggal buah. Selesai untuk program sarapan :-)
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah
Siang : buah dilanjutkan dengan menu FC
Malam : buah dilanjutkan dengan menu FC
Full FC!
Bagaimana, mudah dan ringan kan?
Dan enaknya FC, kapan-kapan kita boleh "libur" FC. Baru nanti kembali lagi :-)
Selamat mencoba :-)
Yang biasanya makan pagi nasi goreng, bubur ayam, lontong sayur, harus diganti buah. Buah saja. Rasanya baru 2 jam makan perut sudah keroncongan dan kepala kliyengan :-)
Yang biasanya makan siang lengkap, ada nasi, lauk pauk aneka rupa, justru sayur kadang-kadang tidak ada, harus ditransformasikan menjadi sayur dan lauk atau nasi dan sayur. Rasanya "nggak nendang" :-)
Yang biasanya makan malam lengkap, dan besar-besaran, diubah jadi hanya nasi dengan sayur ataupun sayur dengan lauk. Ah, merananya hidup :-)
Padahal, kalau kita menyadari manfaatnya, sebenarnya di balik "derita" itu ada "anugrah" luar biasa untuk tubuh kita.
Maka, untuk menyiasatinya, bisa dicoba penerapan FC secara bertahap. Supaya kita tidak "kaget".
Pertama, tambahkan menu buah di setiap sebelum makan. Perubahan yang cukup kecil bukan? Namun dampaknya cukup besar, buah yang disantap sebelum makan akan dicerna dan diserap dengan baik.
Jadi menu kita saat ini adalah :
Pagi : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Siang : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Malam : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Kedua, kurangi menu sarapan agar sesuai FC. Ini akan mulai membiasakan kita sarapan tidak dengan makanan yang memberatkan.
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah dilanjutkan dengan menu FC
Siang : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Malam : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Ketiga, kurangi menu makan malam agar sesuai FC. Selesai untuk program malam :-)
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah dilanjutkan dengan menu FC
Siang : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Malam : buah dilanjutkan dengan menu FC
Keempat, kurangi menu sarapan menjadi hanya sayur. Ini tahapan berikutnya untuk membiasakan pagi hanya makan buah.
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah dilanjutkan dengan sayur
Siang : buah dilanjutkan dengan makan biasa
Malam : buah dilanjutkan dengan menu FC
Kelima, kurangi menu makan siang menjadi menu FC. Selesai untuk program siang :-)
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah dilanjutkan dengan sayur
Siang : buah dilanjutkan dengan menu FC
Malam : buah dilanjutkan dengan menu FC
Keenam, terakhir, hilangkan sarapan sayur, sehingga tinggal buah. Selesai untuk program sarapan :-)
Maka menu kita menjadi :
Pagi : buah
Siang : buah dilanjutkan dengan menu FC
Malam : buah dilanjutkan dengan menu FC
Full FC!
Bagaimana, mudah dan ringan kan?
Dan enaknya FC, kapan-kapan kita boleh "libur" FC. Baru nanti kembali lagi :-)
Selamat mencoba :-)
Labels:
food combining,
hidup sehat alami,
jus pagi,
metode alami,
pola makan
Monday, April 25, 2011
Proyek Penanaman Selanjutnya
Setelah 2 minggu yang lalu menanam buncis, sawi, bayam, dan tomat, yang minggu ini sudah mulai ada tanda-tanda kehidupannya, saya jadi tertarik untuk menanam lebih banyak lagi tanaman untuk keperluan dapur.
Tapi kali ini, saya tidak akan menanam dari bibit yang dibeli. Kali ini saya akan menanam dari biji yang saya makan.
Sepertinya saya akan mulai dengan jeruk nipis, paprika, dan cabe. Info dari asisten saya yang petani, sebaiknya biji dijemur dulu sebelum ditanam. Maka saat ini mereka sedang dijemur dulu.
Setelah itu, saya akan coba juga menanam jahe, kunyit, cabe rawit, hmm apa lagi yaa?
Sementara itu dulu deh. Saya akan kabari lagi perkembangannya yaa.. :-)
Tapi kali ini, saya tidak akan menanam dari bibit yang dibeli. Kali ini saya akan menanam dari biji yang saya makan.
Sepertinya saya akan mulai dengan jeruk nipis, paprika, dan cabe. Info dari asisten saya yang petani, sebaiknya biji dijemur dulu sebelum ditanam. Maka saat ini mereka sedang dijemur dulu.
Setelah itu, saya akan coba juga menanam jahe, kunyit, cabe rawit, hmm apa lagi yaa?
Sementara itu dulu deh. Saya akan kabari lagi perkembangannya yaa.. :-)
Labels:
berkebun,
go green,
sayur dan buah,
tanam sayur
Sunday, April 24, 2011
Hidup Alami, Sebuah Keniscayaan
Beberapa tahun terakhir ini, setelah tersebar luasnya informasi tentang pemanasan global, mulai banyak kegiatan yang semakin meningkatkan kesadaran untuk peduli pada alam, go green, dan back to nature.
Pada tahap yang paling awal, peduli pada alam adalah untuk kepentingan alam itu sendiri. Atau kalaupun ada manfaatnya untuk kita, manfaatnya adalah dalam jangka panjang, untuk anak cucu kita.
Kita mengurangi penggunaan plastik misalnya, dengan pertimbangan bahwa plastik sulit terurai, maka semakin lama sampah plastik akan bertumpuk, dan pada jangka waktu yang lamaaaa nanti, manusia mungkin akan kesulitan mengatasinya.
Kita mendaur ulang kertas, agar penebangan hutan dapat dikurangi. Jika tidak dikurangi, mungkin dalam jangka waktu yang lamaaaa nanti, hutan akan habis dan kita akan mengalami kesulitan air karena kurangnya hujan, atau justru banjir, serta suhu bumi yang semakin meningkat.
Tapi lebih jauh lagi, kepedulian pada alam, hidup alami, sebenarnya bukan hal yang "boleh juga dilakukan" atau "lebih baik untuk dilakukan" atau "perlu dilakukan untuk masa depan". Pada dasarnya kita dan alam saling membutuhkan kehidupan alami ini, sejak dulu dan berlanjut sampai sekarang.
Dalam penelitiannya, dr. Hiromi Shinya, penulis buku Miracle of Enzymes dan Faktor Mikroba, menemukan bahwa yang dibutuhkan dari makanan adalah enzim, yang hanya ada pada makanan alami.
Dan makan makanan alami adalah justru yang memang dibutuhkan tubuh kita. Kita mungkin merasa kenyang dan nikmat dengan aneka makanan cepat saji atau makanan yang sudah diproses bahkan diawetkan dengan aneka zat kimia. Namun bagi tubuh kita, ternyata makanan tersebut hampir tak ada gunanya, malah menyulitkan dalam mencernanya, dan menjadi sampah dalam tubuh.
Lebih jauh lagi, dr. Hiromi menemukan hubungan antara seseorang dan tempat lahirnya. Bahwa seseorang biasanya akan lebih cocok dengan makanan yang berasal dari lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini ternyata sejalan dengan upaya menggalakkan penggunaan produksi lokal, untuk mengurangi transportasi akibat proses ekspor impor antar negara, yang akhirnya mengurangi tingkat polusi.
Dr. Hiromi juga menyarankan untuk lebih memperbanyak memakan buah dan sayur yang kaya akan enzim yang merupakan "sumber kehidupan". Hal ini ternyata sejalan juga dengan penelitian lingkungan bahwa peternakan merupakan salah satu sumber terbesar pemanasan global.
Penggunaan plastik, yang sekarang sudah begitu mudah dilakukan, ternyata jika tidak dilakukan secara hati-hati membuat makanan tercemar bahan kimia. Dan memang ternyata plastik sulit terurai, sehingga harus kita minimalkan.
Dari beberapa contoh tersebut, mudah-mudahan dapat dipahami, bahwa hidup sehat alami ternyata merupakan kebutuhan kita yang juga kebutuhan alam. Pada dasarnya kita adalah bagian dari alam, sehingga jika kita melakukan sesuatu yang tidak baik untuk alam, sebenarnya (walaupun tidak kita sadari) akan berdampak buruk juga pada kita.
Maka, mari kita mulai hidup alami, sekarang juga. Bukan untuk anak cucu kita saja, tapi untuk kita dan alam, saat ini.
Pada tahap yang paling awal, peduli pada alam adalah untuk kepentingan alam itu sendiri. Atau kalaupun ada manfaatnya untuk kita, manfaatnya adalah dalam jangka panjang, untuk anak cucu kita.
Kita mengurangi penggunaan plastik misalnya, dengan pertimbangan bahwa plastik sulit terurai, maka semakin lama sampah plastik akan bertumpuk, dan pada jangka waktu yang lamaaaa nanti, manusia mungkin akan kesulitan mengatasinya.
Kita mendaur ulang kertas, agar penebangan hutan dapat dikurangi. Jika tidak dikurangi, mungkin dalam jangka waktu yang lamaaaa nanti, hutan akan habis dan kita akan mengalami kesulitan air karena kurangnya hujan, atau justru banjir, serta suhu bumi yang semakin meningkat.
Tapi lebih jauh lagi, kepedulian pada alam, hidup alami, sebenarnya bukan hal yang "boleh juga dilakukan" atau "lebih baik untuk dilakukan" atau "perlu dilakukan untuk masa depan". Pada dasarnya kita dan alam saling membutuhkan kehidupan alami ini, sejak dulu dan berlanjut sampai sekarang.
Dalam penelitiannya, dr. Hiromi Shinya, penulis buku Miracle of Enzymes dan Faktor Mikroba, menemukan bahwa yang dibutuhkan dari makanan adalah enzim, yang hanya ada pada makanan alami.
Dan makan makanan alami adalah justru yang memang dibutuhkan tubuh kita. Kita mungkin merasa kenyang dan nikmat dengan aneka makanan cepat saji atau makanan yang sudah diproses bahkan diawetkan dengan aneka zat kimia. Namun bagi tubuh kita, ternyata makanan tersebut hampir tak ada gunanya, malah menyulitkan dalam mencernanya, dan menjadi sampah dalam tubuh.
Lebih jauh lagi, dr. Hiromi menemukan hubungan antara seseorang dan tempat lahirnya. Bahwa seseorang biasanya akan lebih cocok dengan makanan yang berasal dari lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini ternyata sejalan dengan upaya menggalakkan penggunaan produksi lokal, untuk mengurangi transportasi akibat proses ekspor impor antar negara, yang akhirnya mengurangi tingkat polusi.
Dr. Hiromi juga menyarankan untuk lebih memperbanyak memakan buah dan sayur yang kaya akan enzim yang merupakan "sumber kehidupan". Hal ini ternyata sejalan juga dengan penelitian lingkungan bahwa peternakan merupakan salah satu sumber terbesar pemanasan global.
Penggunaan plastik, yang sekarang sudah begitu mudah dilakukan, ternyata jika tidak dilakukan secara hati-hati membuat makanan tercemar bahan kimia. Dan memang ternyata plastik sulit terurai, sehingga harus kita minimalkan.
Dari beberapa contoh tersebut, mudah-mudahan dapat dipahami, bahwa hidup sehat alami ternyata merupakan kebutuhan kita yang juga kebutuhan alam. Pada dasarnya kita adalah bagian dari alam, sehingga jika kita melakukan sesuatu yang tidak baik untuk alam, sebenarnya (walaupun tidak kita sadari) akan berdampak buruk juga pada kita.
Maka, mari kita mulai hidup alami, sekarang juga. Bukan untuk anak cucu kita saja, tapi untuk kita dan alam, saat ini.
Saturday, April 23, 2011
Halamanku nan Secuplik
Di rumah saya di tengah kepadatan Jakarta, hanya ada sedikit sekali halaman tanah, sekitar 4 m2.
Di halaman nan secuplik itu, sudah ada 3 pohon besar, yaitu 2 pohon belimbing wuluh dan 1 pohon kamboja. Adanya 3 pohon itu membuat teras saya teduh, di tengah panas teriknya Jakarta.
Tapi di sisi lain, karena hanya sedikit terkena sinar matahari, rumput jadi sulit untuk tumbuh.
Sudah dua kali saya tanam rumput ke seluruh area halaman itu, dalam beberapa minggu, hanya tersisa beberapa jumput saja :-)
Beberapa tanaman juga hanya bisa bertahan sebentar, karena masalah sinar matahari, ditambah dengan "keganasan" belimbing wuluh yang berjatuhan, yang seringkali menyobek tanaman berdaun lebar atau mematahkan tanaman yang berdaun keras.
Plus, serbuan kucing yang akan menerkam, menerjang, dan terutama memanjat untuk menyeberang ke rumah sebelah.
Maka, hanya tanaman yang kuatlah yang dapat bertahan :-D Seperti lidah mertua, melati walaupun jarang berbunga, serta tiga empat tanaman lain yang saya lupa namanya :-)
Setelah beberapa lama terlihat cukup mengkhawatirkan dengan pitak-pitak rumputnya, akhirnya saya punya satu ide yang cukup brilyan untuk memanfaatkan halaman ini, yaitu menjadikannya tempat pesemaian pohon buah :-)
Biasanya pesemaian memang membutuhkan lokasi yang teduh dan sedikit terkena sinar matahari.
Sebelumnya memang sudah dimulai sih, yaitu hasil penanaman biji jambu air dan salak. Selain itu ada juga mengkudu dan belimbing wuluh yang tumbuh sendiri :-)
Sekarang di pitak-pitaknya itu telah terisi dengan pohon nangka, segera menyusul pohon yang lain, jika ada :-)
Di halaman nan secuplik itu, sudah ada 3 pohon besar, yaitu 2 pohon belimbing wuluh dan 1 pohon kamboja. Adanya 3 pohon itu membuat teras saya teduh, di tengah panas teriknya Jakarta.
Tapi di sisi lain, karena hanya sedikit terkena sinar matahari, rumput jadi sulit untuk tumbuh.
Sudah dua kali saya tanam rumput ke seluruh area halaman itu, dalam beberapa minggu, hanya tersisa beberapa jumput saja :-)
Beberapa tanaman juga hanya bisa bertahan sebentar, karena masalah sinar matahari, ditambah dengan "keganasan" belimbing wuluh yang berjatuhan, yang seringkali menyobek tanaman berdaun lebar atau mematahkan tanaman yang berdaun keras.
Plus, serbuan kucing yang akan menerkam, menerjang, dan terutama memanjat untuk menyeberang ke rumah sebelah.
Maka, hanya tanaman yang kuatlah yang dapat bertahan :-D Seperti lidah mertua, melati walaupun jarang berbunga, serta tiga empat tanaman lain yang saya lupa namanya :-)
Setelah beberapa lama terlihat cukup mengkhawatirkan dengan pitak-pitak rumputnya, akhirnya saya punya satu ide yang cukup brilyan untuk memanfaatkan halaman ini, yaitu menjadikannya tempat pesemaian pohon buah :-)
Biasanya pesemaian memang membutuhkan lokasi yang teduh dan sedikit terkena sinar matahari.
Sebelumnya memang sudah dimulai sih, yaitu hasil penanaman biji jambu air dan salak. Selain itu ada juga mengkudu dan belimbing wuluh yang tumbuh sendiri :-)
Sekarang di pitak-pitaknya itu telah terisi dengan pohon nangka, segera menyusul pohon yang lain, jika ada :-)
Pohon Berlimbing Wuluh yang Bersejarah
Di taman saya yang secuplik, sekitar 4m2, tumbuh 2 pohon belimbing wuluh, atau belimbing sayur.
Yang belum tahu, bentuk buahnya mirip-mirip labu siam tetapi lebih kecil diameternya, warnanya hijau, dan rasanya sangat asam. Kapan-kapan saya foto ya buahnya.. :-)
Yang satu kelihatannya lebih tua dari yang lain, dengan diameter sekitar 15 cm dan 10 cm.
Dan, kedua pohon belimbing ini berbuaaaah teruus.
Saya belum pernah punya pohon belimbing wuluh sebelumnya, mungkin memang semua pohon belimbing wuluh seperti itu ya.
Buahnya bisa dipakai untuk bumbu masak, sebagai perasa asam. Kabarnya buahnya juga punya khasiat obat, kalau tidak salah untuk darah tinggi.
Saya cukup bingung menghabiskan buahnya. Sehingga seringkali buahnya hanya berjatuhan lalu disapu dan dijadikan kompos.
Untung penjual sayur organik saya bersedia menampung, walaupun hanya sebagai sumbangan, bukan dibeli :-)
Saya pernah lihat juga ada resep pembuatan manisan belimbing wuluh ini, tetapi belum sempat dicoba.
Selain buahnya yang banyak, anakannya pun cukup banyak. Semakin membuat semarak perkumpulan tabulampot saya :-)
itulah kisah si belimbing wuluh yang bersejarah :-)
Yang belum tahu, bentuk buahnya mirip-mirip labu siam tetapi lebih kecil diameternya, warnanya hijau, dan rasanya sangat asam. Kapan-kapan saya foto ya buahnya.. :-)
Yang satu kelihatannya lebih tua dari yang lain, dengan diameter sekitar 15 cm dan 10 cm.
Dan, kedua pohon belimbing ini berbuaaaah teruus.
Saya belum pernah punya pohon belimbing wuluh sebelumnya, mungkin memang semua pohon belimbing wuluh seperti itu ya.
Buahnya bisa dipakai untuk bumbu masak, sebagai perasa asam. Kabarnya buahnya juga punya khasiat obat, kalau tidak salah untuk darah tinggi.
Saya cukup bingung menghabiskan buahnya. Sehingga seringkali buahnya hanya berjatuhan lalu disapu dan dijadikan kompos.
Untung penjual sayur organik saya bersedia menampung, walaupun hanya sebagai sumbangan, bukan dibeli :-)
Saya pernah lihat juga ada resep pembuatan manisan belimbing wuluh ini, tetapi belum sempat dicoba.
Selain buahnya yang banyak, anakannya pun cukup banyak. Semakin membuat semarak perkumpulan tabulampot saya :-)
itulah kisah si belimbing wuluh yang bersejarah :-)
Friday, April 22, 2011
Tabulampotku
Sudah sekitar 3 bulan saya membuat tabulampot, tanaman buah dalam pot.
Kebanyakan tabulampot ini berasal dari buah yang kami makan. Tapi ada juga yang tiba-tiba tumbuh di salah satu pot, lalu saya pindahkan.
Mau tau ada tabulampot apa saja, ini daftarnya yaa..
1. Jambu air, dari buah jambu air cingcalo yang kami beli di supermarket. Ada sekitar 3-4 pohon, setinggi sekitar 30 cm.
2. Mengkudu, yang tiba-tiba saja tumbuh di pot saya :-) Ada 3 pohon, 2 sudah cukup tinggi, sekitar 1 m, 1 sekitar 50 cm.
3. Belimbing wuluh, anak-anak dari pohon belimbing wuluh kami yang bersejarah :-)
Saat ini ada 2 pohon yang sudah cukup tinggi, sekitar 50 cm, dan sekitar 5 tunas yang masih imut-imut.
4. Nangka, dari nangka yang super manis yang kami dapat dari supermarket. Ada sekitar 7 pohon setinggi 30 cm.
5. Salak, dari salak pondoh supermarket. 1 pohon sudah setinggi 30 cm, 2 lagi masih sekitar 15 cm.
6. Sirsak (mungkin :-)), dari bentuk daunnya mirip sirsak. Dia tumbuh begitu saja di pot saya.
7. Karet, ini oleh-oleh dari anak saya yang berkunjung ke Mekarsari.
8. Beberapa pohon lain yang tiba-tiba tumbuh tanpa saya ketahui pohon apa :-)
Hehe, cukup banyak ya, untuk ukuran halaman saya yang cuma secuplik, yaitu sekitar 10m2 di teras atas (beton) dan 4m2 di taman bawah (tanah).
Mungkin nanti saya akan mulai bingung, kalau pohon-pohon itu sudah semakin besar. Tapi sementara masih bisa ditanam di halaman saya, saya pelihara dulu saja :-)
Mungkin kapan-kapan bisa saya jual, ada yang mau beli? Japri ya :-)
Kebanyakan tabulampot ini berasal dari buah yang kami makan. Tapi ada juga yang tiba-tiba tumbuh di salah satu pot, lalu saya pindahkan.
Mau tau ada tabulampot apa saja, ini daftarnya yaa..
1. Jambu air, dari buah jambu air cingcalo yang kami beli di supermarket. Ada sekitar 3-4 pohon, setinggi sekitar 30 cm.
2. Mengkudu, yang tiba-tiba saja tumbuh di pot saya :-) Ada 3 pohon, 2 sudah cukup tinggi, sekitar 1 m, 1 sekitar 50 cm.
3. Belimbing wuluh, anak-anak dari pohon belimbing wuluh kami yang bersejarah :-)
Saat ini ada 2 pohon yang sudah cukup tinggi, sekitar 50 cm, dan sekitar 5 tunas yang masih imut-imut.
4. Nangka, dari nangka yang super manis yang kami dapat dari supermarket. Ada sekitar 7 pohon setinggi 30 cm.
5. Salak, dari salak pondoh supermarket. 1 pohon sudah setinggi 30 cm, 2 lagi masih sekitar 15 cm.
6. Sirsak (mungkin :-)), dari bentuk daunnya mirip sirsak. Dia tumbuh begitu saja di pot saya.
7. Karet, ini oleh-oleh dari anak saya yang berkunjung ke Mekarsari.
8. Beberapa pohon lain yang tiba-tiba tumbuh tanpa saya ketahui pohon apa :-)
Hehe, cukup banyak ya, untuk ukuran halaman saya yang cuma secuplik, yaitu sekitar 10m2 di teras atas (beton) dan 4m2 di taman bawah (tanah).
Mungkin nanti saya akan mulai bingung, kalau pohon-pohon itu sudah semakin besar. Tapi sementara masih bisa ditanam di halaman saya, saya pelihara dulu saja :-)
Mungkin kapan-kapan bisa saya jual, ada yang mau beli? Japri ya :-)
Tanaman Sayurku Sudah Tumbuh :-)
Setelah minggu lalu saya menanam bibit tomat, buncis, sawi, dan bayam, ternyata minggu ini sudah ada yang tumbuh!
Buncis, dari 10 bibit ditaman, 8 sudah tumbuh tinggi, sekitar 10 cm. Bentuknya mirip-mirip pohon tauge.
Tomat, dari 10 bibit ditanam, 4 tumbuh mungil, sekitar 0.5 cm. Bentuknya mirip-mirip tunas pohon pada umumnya hehehe..
Bayam atau sawi (hihihi, potnya lupa diberi label, jadi bingung deh), 4 sudah tumbuh sekitar 2 cm, bentuknya mirip jarum-jarum tipis.
Yang lain, potnya masih sepi :-)
Info dari asistenku yang di desanya bertani, untuk buncis perlu disiapkan tiang untuk merambat, dan sebaiknya menggunakan pot yang agak besar.
Rencananya Senin saya mau coba cari tiang bambu untuk tiang rambatannya. Dan sementara, saat ini para buncis sudah menempati pot yang lebih besar.
Tomat, karena tunasnya masih terlalu kecil, belum saya pindahkan, tunggu agak besar :-)
Sepertinya besok-besok saya akan langsung gunakan pot yang agak besar ya, supaya tidak perlu dipindah-pindah.
Demikian kabar kebun sayurku sampai hari ini, sampai jumpa di perkembangan selajutnya :-)
Buncis, dari 10 bibit ditaman, 8 sudah tumbuh tinggi, sekitar 10 cm. Bentuknya mirip-mirip pohon tauge.
Tomat, dari 10 bibit ditanam, 4 tumbuh mungil, sekitar 0.5 cm. Bentuknya mirip-mirip tunas pohon pada umumnya hehehe..
Bayam atau sawi (hihihi, potnya lupa diberi label, jadi bingung deh), 4 sudah tumbuh sekitar 2 cm, bentuknya mirip jarum-jarum tipis.
Yang lain, potnya masih sepi :-)
Info dari asistenku yang di desanya bertani, untuk buncis perlu disiapkan tiang untuk merambat, dan sebaiknya menggunakan pot yang agak besar.
Rencananya Senin saya mau coba cari tiang bambu untuk tiang rambatannya. Dan sementara, saat ini para buncis sudah menempati pot yang lebih besar.
Tomat, karena tunasnya masih terlalu kecil, belum saya pindahkan, tunggu agak besar :-)
Sepertinya besok-besok saya akan langsung gunakan pot yang agak besar ya, supaya tidak perlu dipindah-pindah.
Demikian kabar kebun sayurku sampai hari ini, sampai jumpa di perkembangan selajutnya :-)
Monday, April 18, 2011
Sayuran Juga Punya Protein
Ada tulisan bagus dari detik.com hari ini.
Berikut saya copy paste juga. Selamat memulai pola makan sehat! :-)
===
Sayuran Juga Punya Protein
http://food.detik.com/read/2011/04/19/065948/1620291/900/sayuran-juga-punya-protein?d992201284
Sedang mulai hidup sehat dengan mengurangi makan daging? Atau Anda seorang vegetarian?. Untuk mencukupi kebutuhan protein, cobalah makan lebih banyak buah dan sayuran. Banyak bahan makan nabati yang bisa memberi asupan protein yang cukup buat tubuh.
Makan daging memang dianjurkan, sebagai sumber protein hewani. Namun, buat seorang vegetarir atau sedang mengurangi makan daging kebutuhan protein tetap harus terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan protein bisa diperoleh dari aneka buah dan sayuran segar.
Ternyata sejumlah bahan makanan non hewani bisa memberikan pasokan protein nabati yang diperlukan tubuh, seperti bahan makanan berikut ini:
Beragam Buah dan Sayur Segar
Makanlah berbagai macam buah-buahan, sebab buah dan sayur memberikan nutrisi untuk hidup sehat. Makan berbagai jenis sayuran dan buah segar akan mendapatkan asupan asam amino esensial yang diperlukan tubuh.
Sayuran hijau
Pilihlah beragam sayuran berwarna hijau saat berbelanja sayuran. Makanlah lebih banyak sayuran hijau. Karena sayuran hijau mengandung protein lebih banyak dibandingkan dengan sayuran lainnya sehingga kebutuhan protein tercukupi.
Bijian Utuh
Banyak prang mengganti protein hewani dengan protein nabat yang diproses. Sebaiknya perbanyak makan bijian utuh seperti gandum dan kacang-kacangan. Makanlah bijian utuh sesegar mungkin dan sesedikit mungkin diproses agar proteinnya bisa diserap lebih baik oleh tubuh.
Kacang-Kacangan
Berbagai jenis kacang merupakan sumber protein nabati yang bagus. Cobalah makan berbagai jenis kacang agar kebutuhan protein nabati bisa tercukupi. Tetapi makanlah secukupnya karena kacnag juga mengandung banyak kalori.
Polong-polongan
Beragam jenis polong-polongan, buncis, kacang merah, dan sereal merupakan sumber protein nabati yang baik. Usahakan makan minimal sehari sekali salah satu dari jenis polog-polongan ini. Selain rendah kalori jenis kacang polong juga merupakan sumber protein yang bagus.
Berikut saya copy paste juga. Selamat memulai pola makan sehat! :-)
===
Sayuran Juga Punya Protein
http://food.detik.com/read/2011/04/19/065948/1620291/900/sayuran-juga-punya-protein?d992201284
Sedang mulai hidup sehat dengan mengurangi makan daging? Atau Anda seorang vegetarian?. Untuk mencukupi kebutuhan protein, cobalah makan lebih banyak buah dan sayuran. Banyak bahan makan nabati yang bisa memberi asupan protein yang cukup buat tubuh.
Makan daging memang dianjurkan, sebagai sumber protein hewani. Namun, buat seorang vegetarir atau sedang mengurangi makan daging kebutuhan protein tetap harus terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan protein bisa diperoleh dari aneka buah dan sayuran segar.
Ternyata sejumlah bahan makanan non hewani bisa memberikan pasokan protein nabati yang diperlukan tubuh, seperti bahan makanan berikut ini:
Beragam Buah dan Sayur Segar
Makanlah berbagai macam buah-buahan, sebab buah dan sayur memberikan nutrisi untuk hidup sehat. Makan berbagai jenis sayuran dan buah segar akan mendapatkan asupan asam amino esensial yang diperlukan tubuh.
Sayuran hijau
Pilihlah beragam sayuran berwarna hijau saat berbelanja sayuran. Makanlah lebih banyak sayuran hijau. Karena sayuran hijau mengandung protein lebih banyak dibandingkan dengan sayuran lainnya sehingga kebutuhan protein tercukupi.
Bijian Utuh
Banyak prang mengganti protein hewani dengan protein nabat yang diproses. Sebaiknya perbanyak makan bijian utuh seperti gandum dan kacang-kacangan. Makanlah bijian utuh sesegar mungkin dan sesedikit mungkin diproses agar proteinnya bisa diserap lebih baik oleh tubuh.
Kacang-Kacangan
Berbagai jenis kacang merupakan sumber protein nabati yang bagus. Cobalah makan berbagai jenis kacang agar kebutuhan protein nabati bisa tercukupi. Tetapi makanlah secukupnya karena kacnag juga mengandung banyak kalori.
Polong-polongan
Beragam jenis polong-polongan, buncis, kacang merah, dan sereal merupakan sumber protein nabati yang baik. Usahakan makan minimal sehari sekali salah satu dari jenis polog-polongan ini. Selain rendah kalori jenis kacang polong juga merupakan sumber protein yang bagus.
Labels:
daya tahan tubuh,
pola makan,
sayur dan buah
Aksi Hijau - Mudah Kok! (2)
Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang aksi hijau tentang pengelolaan sampah, sekarang kita sambung lagi ya.. Kali ini tentang menanam pohon dan sayur-sayuran di rumah.
Judulnya aksi hijau, tentunya berhubungan dengan sesuatu yang hijau.. Yaituuuu.. Lampu lalu lintas.. Hehe bukan dong ya, yaitu pohon.
Sedapat mungkin, tanam sebanyak-banyaknya pohon.
Mungkin ada yang komentar, kalau punya halaman luas sih bisa, kalau teras aja sempit banget? Tetap bisa kooooook..
Tanem di pot aja.. Kecil pun nggak apa-apa.. Di dalam rumah pun OK, asal jangan di kamar, karena mengganggu sirkulasi oksigen di malam hari. Di ruang kerja pun bisa.
Satu lagi, yang juga bisa dicoba adalah menanam sayur di rumah, untuk ini, silakan lihat di tulisan ini ya.
Sekarang yang ketiga, yaitu meminimalkan penggunaan sarana transportasi untuk mengurangi polusi udara.
Untuk ini yang bisa dilakukan adalah :
1. Untuk jarak dekat, berjalan kakilah. Selain mengurangi polusi, juga sehat lho.
2. Untuk jarak jauh, gunakan sepeda, atau kendaraan umum.
3. Jika menggunakan kendaraan pribadi, usahakan penumpang lebih dari 2 atau 3 orang.
Satu lagi yang masih berkaitan dengan mengurangi transportasi, adalah mengurangi penggunaan barang impor. Lho, apa hubungannya? Barang impor didatangkan menggunakan transportasi baik kapal laut maupun pesawat udara.
Dengan mengurangi penggunaan barang impor dan mengalihkan ke barang lokal, selain mengurangi trasportasi, juga meningkatkan kemakmuran Indonesia.
Bagaimana, mudah kaaaan? Ayoo, dimulai yaaa..
Judulnya aksi hijau, tentunya berhubungan dengan sesuatu yang hijau.. Yaituuuu.. Lampu lalu lintas.. Hehe bukan dong ya, yaitu pohon.
Sedapat mungkin, tanam sebanyak-banyaknya pohon.
Mungkin ada yang komentar, kalau punya halaman luas sih bisa, kalau teras aja sempit banget? Tetap bisa kooooook..
Tanem di pot aja.. Kecil pun nggak apa-apa.. Di dalam rumah pun OK, asal jangan di kamar, karena mengganggu sirkulasi oksigen di malam hari. Di ruang kerja pun bisa.
Satu lagi, yang juga bisa dicoba adalah menanam sayur di rumah, untuk ini, silakan lihat di tulisan ini ya.
Sekarang yang ketiga, yaitu meminimalkan penggunaan sarana transportasi untuk mengurangi polusi udara.
Untuk ini yang bisa dilakukan adalah :
1. Untuk jarak dekat, berjalan kakilah. Selain mengurangi polusi, juga sehat lho.
2. Untuk jarak jauh, gunakan sepeda, atau kendaraan umum.
3. Jika menggunakan kendaraan pribadi, usahakan penumpang lebih dari 2 atau 3 orang.
Satu lagi yang masih berkaitan dengan mengurangi transportasi, adalah mengurangi penggunaan barang impor. Lho, apa hubungannya? Barang impor didatangkan menggunakan transportasi baik kapal laut maupun pesawat udara.
Dengan mengurangi penggunaan barang impor dan mengalihkan ke barang lokal, selain mengurangi trasportasi, juga meningkatkan kemakmuran Indonesia.
Bagaimana, mudah kaaaan? Ayoo, dimulai yaaa..
Labels:
berkebun,
go green,
sayur dan buah,
tanam sayur
Aksi Hijau - Mudah Kok! (1)
Aksi hijau (go green) sekarang sedang jadi trend. Apa Anda sudah mulai? Belum? Wah, sayang sekali. Padahal mudah lho untuk beraksi hijau. Berikut beberapa yang sudah saya mulai, saya bagi dalam 2 tulisan ya. Yang pertama tentang sampah, yang kedua tentang pohon dan transportasi.
Mudah-mudahan bisa diikuti yaaa..
1. Pengelolaan sampah
Masalah terbesar untuk bumi adalah masalah sampah, yang terus dihasilkan manusia, melebihi kapasitas bumi untuk menampungnya. Maka kita harus berupaya mengelola sampah. Prinsipnya adalah 3R, Reduce, Reuse, Recycle.
Untuk mengurangi sampah dan menggunakan kembali barang, berikut yang bisa dilakukan.
A. Mengurangi penggunaan kantong kresek dengan memakai tas kain untuk belanja sedikit dan kardus untuk belanja banyak.
B. Mengurangi penggunaan wadah makanan plastik dengan makan di tempat atau membawa wadah makanan sendiri.
C. Mengurangi penggunaan kertas dengan mengeprint dan mengeprint pada kertas bekas. Untuk penggunaan kertas, selain meminimalkan sampah, juga mengurangi penebangan hutan.
D. Mengganti tisu dengan sapu tangan atau lap, serta mengganti pampers/pembalut sekali pakai dengan pampers/pembalut kain.
E. Berusaha menggunakan kembali segala jenis plastik seperti kemasan majalah, pembungkus pakaian, tas plastik toko, dan aneka wadah plastik.
Kedua adalah mendaur ulang sampah. Walaupun sudah diupayakan untuk diminimalkan dan digunakan kembali, tentunya masih ada sampah yang dihasilkan. Agar dapat didaur ulang dengan efektif, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memilah sampah.
Saya sendiri membagi sampah dalam 4 kriteria :
1. Sampah kertas (bon-bon, brosur, aneka wadah kertas, dokumen tidak terpakai setelah dihancurkan).
2. Sampah plastik (kemasan sabun cair, aneka wadah plastik, botol-botol plastik).
3. Sampah organik (sisa potongan sayur dan buah, sisa makanan, sampah kebun).
4. Sampah elektronik (aneka baterai).
Sebaiknya kita belajar untuk mendaur ulang sendiri sampah kita. Untuk sampah organik, bisa dibuat menjadi kompos dengan mudah. Tinggal beli atau buat komposternya :-)
Untuk sampah yang belum bisa kita daur ulang, sebaiknya kita cari pihak yang dapat mendaur ulang, kita kirimkan ke pihak tersebut.
Bagaimana? Mudah kan? Ayoo, segera mulai yaaa :-)
Sementara ini dulu, bersambung ke tulisan berikutnya..
Mudah-mudahan bisa diikuti yaaa..
1. Pengelolaan sampah
Masalah terbesar untuk bumi adalah masalah sampah, yang terus dihasilkan manusia, melebihi kapasitas bumi untuk menampungnya. Maka kita harus berupaya mengelola sampah. Prinsipnya adalah 3R, Reduce, Reuse, Recycle.
Untuk mengurangi sampah dan menggunakan kembali barang, berikut yang bisa dilakukan.
A. Mengurangi penggunaan kantong kresek dengan memakai tas kain untuk belanja sedikit dan kardus untuk belanja banyak.
B. Mengurangi penggunaan wadah makanan plastik dengan makan di tempat atau membawa wadah makanan sendiri.
C. Mengurangi penggunaan kertas dengan mengeprint dan mengeprint pada kertas bekas. Untuk penggunaan kertas, selain meminimalkan sampah, juga mengurangi penebangan hutan.
D. Mengganti tisu dengan sapu tangan atau lap, serta mengganti pampers/pembalut sekali pakai dengan pampers/pembalut kain.
E. Berusaha menggunakan kembali segala jenis plastik seperti kemasan majalah, pembungkus pakaian, tas plastik toko, dan aneka wadah plastik.
Kedua adalah mendaur ulang sampah. Walaupun sudah diupayakan untuk diminimalkan dan digunakan kembali, tentunya masih ada sampah yang dihasilkan. Agar dapat didaur ulang dengan efektif, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memilah sampah.
Saya sendiri membagi sampah dalam 4 kriteria :
1. Sampah kertas (bon-bon, brosur, aneka wadah kertas, dokumen tidak terpakai setelah dihancurkan).
2. Sampah plastik (kemasan sabun cair, aneka wadah plastik, botol-botol plastik).
3. Sampah organik (sisa potongan sayur dan buah, sisa makanan, sampah kebun).
4. Sampah elektronik (aneka baterai).
Sebaiknya kita belajar untuk mendaur ulang sendiri sampah kita. Untuk sampah organik, bisa dibuat menjadi kompos dengan mudah. Tinggal beli atau buat komposternya :-)
Untuk sampah yang belum bisa kita daur ulang, sebaiknya kita cari pihak yang dapat mendaur ulang, kita kirimkan ke pihak tersebut.
Bagaimana? Mudah kan? Ayoo, segera mulai yaaa :-)
Sementara ini dulu, bersambung ke tulisan berikutnya..
Sunday, April 17, 2011
Sudah Cukupkah Asupan Sayur dan Buah Kita
Berikut ada penjelasan dari Pak Wied Harry di milis Gizi Bayi Balita tentang pola makan sehat dengan banyak sayur dan buah. Semoga bermanfaat :-)
Tubuh kita sehat - dalam pengertian sistem metabolisme berlangsung baik dan wajar - jika pH darah dan jaringan netral cenderung basa (kurang lebih sekitar 7,3). Dalam kondisi ini, imunitas sangat bagus, jarang sakit, anak tumbuh-kembang dengan baik (BB normal, kulit cerah). Untuk mendapatkan pH darah-jaringan netral cenderung basa, idealnya konsumsi sayuran segar minimal porsinya sama dengan porsi karbohidat dan protein hewani. Plus buah segar di antara waktu makan, yang dikonsumsi ketika perut kosong.
Seringkali kita "merasa" sudah mengonsumsi buah-sayuran segar berlebihan, tetapi belum tentu berlebihan "menurut tubuh kita". Karena setiap individu adalah unik, maka berapa banyak kecukupan buah-sayuran tidak dapat ditakar akurat. Bahwa Depkes (sekarang Kemenkes) menyebutkan kecukupan buah-sayuran harian 400-500 g per hari (untuk orang dewasa), itu adalah batasan umum.
Untuk melihat kecukupan konsumsi buah-sayuran segar, dapat dilakukan dengan mengamati BAB. Jika konsumsi buah-sayuran segar cukup sesuai kebutuhan tubuh, BAB akan:
(1) setiap pagi - bisa lebih dari 1x sehari, asal tidak mules dan tidak mencret
(2) mengambang
(3) keluar otomatis - tanpa mengejan
(4) 2 menit beres
(5) rasa puas/plong/lega
Selamat mengamati BAB :-)
Tubuh kita sehat - dalam pengertian sistem metabolisme berlangsung baik dan wajar - jika pH darah dan jaringan netral cenderung basa (kurang lebih sekitar 7,3). Dalam kondisi ini, imunitas sangat bagus, jarang sakit, anak tumbuh-kembang dengan baik (BB normal, kulit cerah). Untuk mendapatkan pH darah-jaringan netral cenderung basa, idealnya konsumsi sayuran segar minimal porsinya sama dengan porsi karbohidat dan protein hewani. Plus buah segar di antara waktu makan, yang dikonsumsi ketika perut kosong.
Seringkali kita "merasa" sudah mengonsumsi buah-sayuran segar berlebihan, tetapi belum tentu berlebihan "menurut tubuh kita". Karena setiap individu adalah unik, maka berapa banyak kecukupan buah-sayuran tidak dapat ditakar akurat. Bahwa Depkes (sekarang Kemenkes) menyebutkan kecukupan buah-sayuran harian 400-500 g per hari (untuk orang dewasa), itu adalah batasan umum.
Untuk melihat kecukupan konsumsi buah-sayuran segar, dapat dilakukan dengan mengamati BAB. Jika konsumsi buah-sayuran segar cukup sesuai kebutuhan tubuh, BAB akan:
(1) setiap pagi - bisa lebih dari 1x sehari, asal tidak mules dan tidak mencret
(2) mengambang
(3) keluar otomatis - tanpa mengejan
(4) 2 menit beres
(5) rasa puas/plong/lega
Selamat mengamati BAB :-)
Saturday, April 16, 2011
Aneka Tanamanku Terus Berkembang Biak
Beberapa tanaman di kebun saya cepat sekali berkembang biak.
Pertama, sansiviera atau lidah mertua. Jika di awal kita tanam beberapa batang sansiviera di pot, maka dengan cepat pot itu akan dipenuhi oleh berbatang-batang sansiviera. Anakan sansiviera muncul sebagai sambungan dari akar induknya, jadi biasanya akarnya akan berjalin berlindan, walaupun ada juga anakan yang terpisah. Tapi sansiviera adalah tanaman yang kuat. Kita putuskan pun sambungannya lalu kita tanam lagi, dia akan tumbuh dengan riang :-)
Kedua, lidah buaya. Dari satu batang yang ditanam di pot, dalam waktu singkat akan menghasilkan beberapa anakan yang juga akan memenuhi pot. Sama seperti sansiviera, lidah buaya pun menghasilkan anakan dari akar, tetapi tidak tersambung dengan induk, sehingga lebih mudah untuk dipisahkan dan ditanam kembali.
Ketiga, zodia. Berbeda dengan sansiviera dan lidah buaya yang tersambung dari akar, anakan zodia tumbuh dari biji. Sehingga biasanya di bawah zodia akan muncul tunas-tunas kecil yang tumbuh dari biji-biji itu.
Untuk zodia, tidak diperlukan pemisahan, karena memang tunasnya sudah terpisah dari induknya. Hanya memang perlu ekstra hati-hati ketika memindahkan tunas-tunas itu ke pot lain. Sebaiknya menunggu tunas itu agak besar, sekitar 10cm, baru aman untuk dipindah.
Namun ada kalanya tunas-tunas ini tumbuh di pot-pot lain bahkan di paving block, bahkan sampai dalam jumlah yang sangat banyak. Jika sudah banyak dalam satu pot, biasanya walaupun masih kecil tetap saya pindahkan juga dengan sangat hati-hati. Sejauh ini cukup sukses, sehingga di rumah saya punya banyak anak zodia :-)
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk anak zodia adalah ketika penyiraman. Karena tunas masih sangat kecil dengan batang yang sangat tipis, sebaiknya penyiraman dilakukan dengan perlahan agar tunas tidak terlepas dan akhirnya mati.
Oya, sepertinya jika hanya ada satu pohon zodia, tidak akan dihasilkan tunas. Saya punya beberapa pohon zodia. Di tempat yang hanya ada 1 zodia, sama sekali tidak tumbuh tunas. Tunas hanya tumbuh di pada zodia yang saya letakkan 2 pot berdekatan.
Entah karena itu, atau mungkin karena lokasi penyimpanannya. 2 pot zodia itu saya letakkan di bawah pohon yang teduh tapi tetap terkena sinar matahari.
Yang keempat, sri rejeki. Mirip dengan sansiviera dan lidah buaya, sri rejeki juga menghasilkan anakan dari akarnya. Hanya saja jumlahnya tidak sebanyak sansiviera dan lidah buaya. Satu pot biasanya menghasilkan satu atau dua anakan, itu pun setelah berbulan-bulan.
Tanaman lain, mudah dikembangbiakkan melalui proses stek. Yaitu euphorbia dan kamboja jepang. Tinggal potong satu batang, tancapkan ke tanah pot, tumbuh deh :-)
Hanya satu tanaman saya yang suliiiit berkembang biak, yaitu rumput. Duh, rumput di taman saya yang tak seberapa itu, bukannya bertambah banyak, malah semakin lama semakin berkurang. Mungkin lokasinya kurang sinar matahari ya? Memang ada 3 pohon besar di situ, yaitu 2 belimbing wuluh dan 1 kamboja, hehehe..
Pertama, sansiviera atau lidah mertua. Jika di awal kita tanam beberapa batang sansiviera di pot, maka dengan cepat pot itu akan dipenuhi oleh berbatang-batang sansiviera. Anakan sansiviera muncul sebagai sambungan dari akar induknya, jadi biasanya akarnya akan berjalin berlindan, walaupun ada juga anakan yang terpisah. Tapi sansiviera adalah tanaman yang kuat. Kita putuskan pun sambungannya lalu kita tanam lagi, dia akan tumbuh dengan riang :-)
Kedua, lidah buaya. Dari satu batang yang ditanam di pot, dalam waktu singkat akan menghasilkan beberapa anakan yang juga akan memenuhi pot. Sama seperti sansiviera, lidah buaya pun menghasilkan anakan dari akar, tetapi tidak tersambung dengan induk, sehingga lebih mudah untuk dipisahkan dan ditanam kembali.
Ketiga, zodia. Berbeda dengan sansiviera dan lidah buaya yang tersambung dari akar, anakan zodia tumbuh dari biji. Sehingga biasanya di bawah zodia akan muncul tunas-tunas kecil yang tumbuh dari biji-biji itu.
Untuk zodia, tidak diperlukan pemisahan, karena memang tunasnya sudah terpisah dari induknya. Hanya memang perlu ekstra hati-hati ketika memindahkan tunas-tunas itu ke pot lain. Sebaiknya menunggu tunas itu agak besar, sekitar 10cm, baru aman untuk dipindah.
Namun ada kalanya tunas-tunas ini tumbuh di pot-pot lain bahkan di paving block, bahkan sampai dalam jumlah yang sangat banyak. Jika sudah banyak dalam satu pot, biasanya walaupun masih kecil tetap saya pindahkan juga dengan sangat hati-hati. Sejauh ini cukup sukses, sehingga di rumah saya punya banyak anak zodia :-)
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk anak zodia adalah ketika penyiraman. Karena tunas masih sangat kecil dengan batang yang sangat tipis, sebaiknya penyiraman dilakukan dengan perlahan agar tunas tidak terlepas dan akhirnya mati.
Oya, sepertinya jika hanya ada satu pohon zodia, tidak akan dihasilkan tunas. Saya punya beberapa pohon zodia. Di tempat yang hanya ada 1 zodia, sama sekali tidak tumbuh tunas. Tunas hanya tumbuh di pada zodia yang saya letakkan 2 pot berdekatan.
Entah karena itu, atau mungkin karena lokasi penyimpanannya. 2 pot zodia itu saya letakkan di bawah pohon yang teduh tapi tetap terkena sinar matahari.
Yang keempat, sri rejeki. Mirip dengan sansiviera dan lidah buaya, sri rejeki juga menghasilkan anakan dari akarnya. Hanya saja jumlahnya tidak sebanyak sansiviera dan lidah buaya. Satu pot biasanya menghasilkan satu atau dua anakan, itu pun setelah berbulan-bulan.
Tanaman lain, mudah dikembangbiakkan melalui proses stek. Yaitu euphorbia dan kamboja jepang. Tinggal potong satu batang, tancapkan ke tanah pot, tumbuh deh :-)
Hanya satu tanaman saya yang suliiiit berkembang biak, yaitu rumput. Duh, rumput di taman saya yang tak seberapa itu, bukannya bertambah banyak, malah semakin lama semakin berkurang. Mungkin lokasinya kurang sinar matahari ya? Memang ada 3 pohon besar di situ, yaitu 2 belimbing wuluh dan 1 kamboja, hehehe..
Menanam Sayur Sudah Dimulai :-)
Hari ini 16 April 2011 adalah hari yang bersejarah, karena hari ini saya telah memulai menanam sayur, yippppi :-)
Setelah beli bibitnya sekitar 9 bulan yang lalu (wkwkwk dah lama banget yaaa, kayak orang hamil aja.. xixixi..), akhirnya bibit-bibit itu tertanam jugaa :-)
Kemarin sudah beli tanah dan pot, bukan tanah meteran apa lagi hektaran lowh, tapi kantongan ajah, hehehe..
Selanjutnya pemilihan tempat penanamannya. Tadinya pot mau dipakai, tapi inget punya gelas-gelas plastik bekas beli jus, akhirnya pake gelas-gelas plastik itu deh. Kisah tentang gelas jus ini bisa dilihat di tulisan sebelumnya ya.
Gelas pun dilubangi menggunakan cutter, supaya air bisa keluar. Lumayan keras juga ya ternyata alas gelas itu :-) Lalu gelas diisi tanah, masukkan bibit masing-masing gelas 5 bibit, selesaiii :-)
Xixixi, entah benar atau tidak langkah yang saya lakukan. Kita lihat saja perkembangannya yaa.. Akan saya laporkan lagi di sini.. Nantikan laporan selanjutnya yaaa :-)
Setelah beli bibitnya sekitar 9 bulan yang lalu (wkwkwk dah lama banget yaaa, kayak orang hamil aja.. xixixi..), akhirnya bibit-bibit itu tertanam jugaa :-)
Kemarin sudah beli tanah dan pot, bukan tanah meteran apa lagi hektaran lowh, tapi kantongan ajah, hehehe..
Selanjutnya pemilihan tempat penanamannya. Tadinya pot mau dipakai, tapi inget punya gelas-gelas plastik bekas beli jus, akhirnya pake gelas-gelas plastik itu deh. Kisah tentang gelas jus ini bisa dilihat di tulisan sebelumnya ya.
Gelas pun dilubangi menggunakan cutter, supaya air bisa keluar. Lumayan keras juga ya ternyata alas gelas itu :-) Lalu gelas diisi tanah, masukkan bibit masing-masing gelas 5 bibit, selesaiii :-)
Xixixi, entah benar atau tidak langkah yang saya lakukan. Kita lihat saja perkembangannya yaa.. Akan saya laporkan lagi di sini.. Nantikan laporan selanjutnya yaaa :-)
Labels:
berkebun,
go green,
sayur dan buah,
tanam sayur
Gelas Plastik Jus
Di tengah kegembiraan saya karena punya camilan jus di kantor, ada satu kesedihan mendalam.
Sepertinya yang umum dilakukan, jus dikemas dalam gelas plastik bertutup plastik. Mirip kemasan air mineral, tapi sedikit lebih besar. Karena saya sehari pesan 3 jus, maka setiap hari saya menghasilkan 3 sampah gelas plastik, huhuhu..
Sebenarnya saya sudah minta ke penjual jusnya, yaitu agar pesanan jus saya diantar dengan toples milik saya sendiri. Sehingga tidak menghasilkan 3 sampah gelas plastik setiap hari.
Tapi beberapa kali permintaan ini saya sampaikan, tidak ada tanggapan dari penyedia jus. Saya sedih sebenarnya, karena kita kan seharusnya meminimalkan sampah yang dihasilkan. Tapi apa daya, sementara ini alternatif yang ada.
Sementara sampah-sampah plastik itu saya salurkan ke pendaur ulang. Paling tidak sampah gelas plastik ini tidak berhenti menjadi sampah tak berguna.
Tapi, akhirnya hari ini ada pemanfaatan yang cukup oke untuk gelas-gelas plastik ini, yaitu saya jadikan pot! :-)
Di rumah saya senang berkebun, dan banyak pohon-pohon saya yang punya tunas-tunas kecil. Asiiiik, saya punya pot baru deh untuk tunas-tunas kecilku. Dan, bisa saya pakai juga untuk tanam sayur, hmm, cukup nggak ya sebenernya, hehehe, nggak apa-apa deh, coba dulu aja :-)
Sepertinya yang umum dilakukan, jus dikemas dalam gelas plastik bertutup plastik. Mirip kemasan air mineral, tapi sedikit lebih besar. Karena saya sehari pesan 3 jus, maka setiap hari saya menghasilkan 3 sampah gelas plastik, huhuhu..
Sebenarnya saya sudah minta ke penjual jusnya, yaitu agar pesanan jus saya diantar dengan toples milik saya sendiri. Sehingga tidak menghasilkan 3 sampah gelas plastik setiap hari.
Tapi beberapa kali permintaan ini saya sampaikan, tidak ada tanggapan dari penyedia jus. Saya sedih sebenarnya, karena kita kan seharusnya meminimalkan sampah yang dihasilkan. Tapi apa daya, sementara ini alternatif yang ada.
Sementara sampah-sampah plastik itu saya salurkan ke pendaur ulang. Paling tidak sampah gelas plastik ini tidak berhenti menjadi sampah tak berguna.
Tapi, akhirnya hari ini ada pemanfaatan yang cukup oke untuk gelas-gelas plastik ini, yaitu saya jadikan pot! :-)
Di rumah saya senang berkebun, dan banyak pohon-pohon saya yang punya tunas-tunas kecil. Asiiiik, saya punya pot baru deh untuk tunas-tunas kecilku. Dan, bisa saya pakai juga untuk tanam sayur, hmm, cukup nggak ya sebenernya, hehehe, nggak apa-apa deh, coba dulu aja :-)
Labels:
berkebun,
go green,
olah sampah,
tanam sayur
Friday, April 1, 2011
Camilan Baru di Kantor: Jus
Setelah baca buku Hiromi dan Living Simply with Cancer, saya mulai memperbanyak minum jus.
Tadinya saya minum pagi-pagi, tapi ternyata pagi lebih enak makan buah potong :-) Akhirnya jus saya minum malam setelah makan malam, yaitu jus sayur :-)
Satu yang masih belum tercapai yaitu makan buah segar di kantor. Kalau bawa buah potong, dipotong di rumah, sudah terlalu lama, sudah teroksidasi kalau kata Hiromi. Potong-potong di kantor terlalu heboh :-)
Akhirnya saya bawa buah yang berkulit tapi simpel. Pisang OK, tapi tidak setiap hari ada pisang di rumah. Pernah coba salak, tapi sepertinya membuat perut saya agak sakit, entah salaknya atau ada makanan lain yang kebetulan saya makan hari itu.
Tiba-tiba, ada penawaran delivery jus ke meja kerja! Waw, mantap! Langsung saya daftar.
Tentunya saya minta tanpa gula, tanpa sirup, tanpa pandan, tanpa jeruk nipis, tanpa es. Dan saya minta agar jusnya yang segar, jangan yang sudah disimpan lama di kulkas.
Sebagian besar permintan 'tanpa' bisa dipenuhi. Tapi permintaan untuk tidak dingin, sering kali dilanggar, ya sudahlah, sementara adanya ini, mau bagaimana lagi.
Setiap hari saya pesan 3 jus. 2 di pagi hari, 1 di siang hari. Pagi hari lebih banyak karena setelah menerapkan Food Combining, saya sarapan buah, jadi biasanya cepat lapar lagi, hehe..
Asiiiik.. sekarang saya punya camilan baru di kantor, aneka jus buah! Yipiiiii :-)
Tadinya saya minum pagi-pagi, tapi ternyata pagi lebih enak makan buah potong :-) Akhirnya jus saya minum malam setelah makan malam, yaitu jus sayur :-)
Satu yang masih belum tercapai yaitu makan buah segar di kantor. Kalau bawa buah potong, dipotong di rumah, sudah terlalu lama, sudah teroksidasi kalau kata Hiromi. Potong-potong di kantor terlalu heboh :-)
Akhirnya saya bawa buah yang berkulit tapi simpel. Pisang OK, tapi tidak setiap hari ada pisang di rumah. Pernah coba salak, tapi sepertinya membuat perut saya agak sakit, entah salaknya atau ada makanan lain yang kebetulan saya makan hari itu.
Tiba-tiba, ada penawaran delivery jus ke meja kerja! Waw, mantap! Langsung saya daftar.
Tentunya saya minta tanpa gula, tanpa sirup, tanpa pandan, tanpa jeruk nipis, tanpa es. Dan saya minta agar jusnya yang segar, jangan yang sudah disimpan lama di kulkas.
Sebagian besar permintan 'tanpa' bisa dipenuhi. Tapi permintaan untuk tidak dingin, sering kali dilanggar, ya sudahlah, sementara adanya ini, mau bagaimana lagi.
Setiap hari saya pesan 3 jus. 2 di pagi hari, 1 di siang hari. Pagi hari lebih banyak karena setelah menerapkan Food Combining, saya sarapan buah, jadi biasanya cepat lapar lagi, hehe..
Asiiiik.. sekarang saya punya camilan baru di kantor, aneka jus buah! Yipiiiii :-)
Labels:
food combining,
jus pagi,
pola makan,
sayur dan buah
Subscribe to:
Posts (Atom)