Menyambung tulisan saya sebelumnya, saya tambahkan beberapa hal tentang perlunya makan yang tidak enak.
Hehe, kali ini lebih ekstrim ya, bukan hanya “kita tidak perlu makan enak”, tapi justru “kita perlu makan tidak enak.”
Baiklah saya akui bahwa itu terlalu ekstrim, mungkin yang lebih tepat adalah “Makanlah yang kita perlukan walaupun tidak enak.”
Pada dasarnya makanan yang terbaik untuk tubuh kita adalah yang sealami mungkin. Buah, sayur mentah, makanan yang diproses tidak terlalu lama. Tentunya, yang terbaik adalah makanan sehat, alami, yang juga enak. Tapi biasanya, makanan sehat seperti itu rasanya kurang enak jika dibandingkan dengan makanan yang kurang sehat :-)
Bagi yang terbiasa makan yang enak, memang jadinya seperti tersiksa. Tapi sebenarnya ini “siksaan” yang kita perlukan.
Pertama, makanan sehat itulah yang sebenarnya dipelukan oleh tubuh kita. Rasa enak hanya “lewat” beberapa detik saja di mulut. Perjalanan panjang makanan adalah bisa sampai 2 jam di lambung, lalu berlanjut sampai beberapa hari di usus, dan beredar ke seluruh tubuh. Makanan yang sehat akan membuat badan kita sehat. Mulai dari organ-organ pencernaan yang dilewati makanan itu sendiri, sampai seluruh organ yang menerima asupan zat-zat gizinya. Dan jika kita makan sehat, daya tahan tubuh akan meningkat, kita lebih kuat melawan penyakit, dan kalau pun sakit, kita akan lebih cepat sembuh.
Kedua, akan ada masanya kita memang tidak bisa menikmati makanan enak. Yaitu ketika kita mulut kita pahit atau mual karena sakit, atau ketika kita memang sudah tidak diperbolehkan lagi memakan makanan enak karena penyakit degeneratif. Jika kita tidak pernah terbiasa makan tidak enak, saat itu akan menjadi saat yang menyiksa. Kita jadi kesulitan untuk bisa makan. Makanan yang diperbolehkan tidak kita sukai, makanan yang kita sukai tidak diperbolehkan :-)Jika sudah terbiasa makanan karena perlu, bukan karena enak, hal ini tidak menjadi masalah lagi.
Kabarnya, kebiasaan makan karena enak ini juga salah satu yang menjadi sebab banyak ibu Indonesia mengalami anaknya sulit makan. Saya pernah berdiskusi dengan seorang remaja Jerman, dia heran dengan iklan-iklan di Indonesia, yang menunjukkan banyak anak sulit makan. Menurut dia hal itu tidak terjadi di Jerman.
Penjelasannya saya dapatkan dari teman lain yang di Australia. Kabarnya di Australia ketika ibu memberi makan anaknya, yang dikatakan adalah "This is good for you." Sedangkan ketika ibu Indonesia memberi makan, yang dikatakan biasanya adalah "Ayo makan, ini enak, Nak."
Mungkin salah satu sebabnya adalah karena di Indonesia banyak pilihan makanan, banyak rempah-rempah, banyak aneka bumbu, sehingga makanan memang bisa dibuat enak. Di luar negeri, rasa makanan memang lebih hambar, tawar, cenderung menampilkan rasa makanan itu apa adanya.
Namun, bagaimana pun adanya rempah dan aneka bumbu adalah karunia dari Allah. Tinggal kita memanfaatkannya dengan tepat, yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.
Yuk, perbaiki niat makan kita, makan karena perlu, bukan karena enak :-)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment