Setahun yang lalu, suami saya masih berusia 37 tahun ketika
terkena serangan jantung, padahal ia termasuk orang yang rajin berolah raga. Jawabannya
datang dari dokter yang menyatakan, satu hal yang menjadi ciri pasien penyakit
jantung di bawah usia 40, yaitu perokok. Ya, benar, suami saya perokok :-) Tadinya dia berasumsi
bahwa tidak apa-apa merokok karena toh dibarengi dengan olah raga. Ternyata asumsi
tersebut salah.
Setelah serangan jantung itu, suami saya berhenti merokok,
sesuai dengan anjuran dokter yang mengatakan, "Jangan pernah merokok, bahkan menjadi perokok
pasif pun jangan."
Setahun berlalu tanpa rokok, walaupun sebenarnya bukan
benar-benar “tanpa”. Kadang-kadang suami saya masih merokok, tapi hanya kalau
bertemu dengan teman-temannya sesama perokok. Rokoknya dia minta dari temannya,
bukan beli sendiri.
Sampai dua minggu lalu, karena sedang dipusingkan dengan
suatu masalah, suami saya minta izin untuk merokok, membeli sendiri, 1 rokok
untuk malam itu saja. Saat itu saya pikir kasihan juga, sekali-sekali mungkin
tidak apa-apa. Saya izinkan dia merokok malam itu.
Dan di situlah ternyata kesalahan terbesar saya. Dari izin
untuk 1 malam, berlanjut dengan alasan, “masih ada di kotaknya, dihabiskan dulu
saja”. Dan setelah isi kotak itu habis, ada lagi alasan, “persoalannya masih
belum selesai, izinkan saya merokok sampai persoalan ini selesai.”
Sampai tadi malam, setelah minum kopi bersama teman-temannya
dilanjutkan lagi dengan kopi kalengan di rumah disertai rokok, plus tidak makan
malam karena diet, tiba-tiba suami saya merasa pusing, lemas, sesak nafas.
Pagi harinya dia merasa sudah lebih baik. Dengan berbagai
bujukan, akhirnya dia mau saya bawa ke dokter. Dan setelah mendengar
situasinya, kembali dokter berkata, “Rokok tidak boleh, jangan pernah berikan
izin untuk merokok, satu pun jangan. Berapalah harga dan enaknya rokok. Akibatnya kalau harus operasi, harganya demikian mahal, dan sakitnya pun bukan main." Suami saya manggut-manggut.
Mudah-mudahan kali ini berhasil.
Dan pelajaran untuk mereka yang berhasil berhenti merokok, jangan pernah mulai kembali. 1 pun jangan. Sekali lagi, 1 pun jangan.