Monday, July 16, 2012

MPASI : Bubur Tepung Beras atau Bubur Nasi Dihaluskan?

Ini sharing dari milis Gizi_Bayi_Balita@yahoogroups.com, dari Pak Wied Harry, ahli gizi.

Salah satu tahapan MPASI (Makanan Pendamping ASI)  adalah bubur halus. Sekarang cukup banyak dijual aneka tepung beras untuk MPASI, sehingga membuat bubur halus menjadi lebih mudah.

Pertanyaannya, lebih baik mana, bubur dari tepung beras (tepung beras dibuat menjadi bubur) atau bubur halus dari beras (beras dimasak sampai menjadi nasi/bubur lalu dihaluskan)? Walaupun bentuk akhirnya sama-sama bubur halus, ternyata perbedaan proses pembuatannya menghasilkan perbedaan pula di tubuh bayi.

Apa lagi selain tepung beras, ada juga tepung pisang, tepung ubi. Wah kalau ini, jelas lebih baik pisang dan ubi asli aja, gampang dihaluskan, dan lebih fresh :-) Prinsipnya, semakin segar, semakin dekat dengan "aslinya", semakin baik.. Semakin banyak enzim.. Ingat kata Hiromi.. Setuju kaaaan :-)


Berikut saya copy paste penjelasan dari Pak Wied, semoga bermanfaat :-)

===




Pertanyaan member milis : 

emang beda ya klo dari beras utuh dibuat bubur dengan digiling dulu baru dibuat
bubur?
apa yg menyebabkan beda ya pak wied?




Jawaban Pak Wied :

Beda.
Ukuran molekul bahan makanan ketika dimasak mempengaruhi kemudahan bahan makanan tersebut diserap oleh tubuh kita.

Bubur halus dari beras (beras dimasak hingga menjadi bubur, kemudian dihaluskan) lebih lambat menaikkan kadar gula darah dibanding bubur terbuat dari tepung.

Jika setiap kali makan, tubuh bayi kita mengalami lonjakan kadar gula darah, maka pankreas harus terus aktif merespon dengan cara memproduksi insulin, agar kadar gula darah yang naik bisa segera dinormalkan.

Jika pankreas terus-menerus bekerja keras, maka pankreas akan cepat aus. Kalau pankreas sudah aus, maka kemampuannya menghasilkan insulin akan menurun, sehingga gula darah berlebihan akan tetap saja berlebihan - dan ini menjadi pertanda pradiabetes atau malah sudah diabetes. Saat ini, kasus anak-anak (bahkan sekarang sudah banyak yang usia pra-TK) pengidap diabetes tipe-2 (diabetes karena pola makan) sudah semakin banyak.

Saya sering disanggah dengan pernyataan "kan akhirnya sama-sama dihaluskan juga, kok bisa salah satu lebih cepat menaikkan kadar gula darah?"

Rupanya yang menyanggah pernyataan saya lupa (pernyataan ini saya kutip dari hasil penelitian, tapi saya lupa sumbernya) bahwa merebus makanan dengan potongan kecil-kecil akan lebih mudah melunakkan jaringan makanan tersebut dibanding dengan makanan yang direbus utuh atau dalam potongan besar.

Bukankah ini menandakan bahwa (cairan) panas ketika perebusan lebih mudah menembus molekul
makanan jika makanan tersebut berukuran kecil, apalagi yang dihaluskan, daripada yang utuh/berukuran besar?

===

3 comments:

  1. Bunda, saya baca di google group tentang pohon yang bunda tawarkan,
    https://groups.google.com/forum/m/?fromgroups#!topic/greenlifestyle/VPGvapbgwXY
    kebetulan saya sedang ingin menanam pohon kurma dan belimbing wuluh,
    Bagaimana caranya?
    Terimakasih

    Nina
    nina18suriatmojo@gmail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Mbak Nina,

      Ya betul Mbak, saya memang menawarkan pohon kurma dan belimbing wuluh, karena waktu itu banyak sekali di rumah saya.

      Kalau Mbak Nina mau, saya bisa kirim ke alamat Mbak Nina, infokan saja alamatnya Mbak. Boleh japri aja ke bunda.khadijah@gmail.com.

      Hanya, sepertinya sekarang kurma dan belimbing wuluhnya belum pada numbuh lagi :-) Saya coba cek dulu di rumah ya Mbak..

      Sambil menunggu, barangkali Mbak Nina mau mencoba menanam sendiri juga bisa sih..

      Untuk menanam pohon kurma, katanya yang paling baik adalah dari tunas / anak pohon kurma dewasa. Kalau dari tunas, pasti sama2 betina sehingga bisa berbuah.

      Tapi dari biji juga bisa tumbuh, meskipun ngga ketauan jantan atau betina :-) Ramadhan banyak kurma di mana-mana, bisa dicoba ditanam bijinya.

      Untuk belimbing wuluh, nah ini mungkin agak susah juga nyarinya ya. Saya pas ada pohon belimbing wuluh besar yang di bawahnya sering numbuh tunas2 baru.

      Sementara itu dulu Mbak Nina, terima kasih sudah mampir ya..

      Salam,
      Bunda Khadijah

      Delete