Tuesday, June 22, 2010

Senjata di Musim Pancaroba

Musim pancaroba kali ini begitu panjang rasanya. Baru saja hujan lebat, tiba-tiba panas menyengat. Sepanjang hari terik terang benderang, tiba-tiba sore hujan gelap gulita. Kalau badan kita terbuat dari gelas, mungkin sudah pecah karena perubahan suhu seperti itu.

Syukurlah badan kita memang tidak terbuat dari gelas dan tidak pecah. Tapi perlu daya tahan tubuh yang kuat untuk bisa menghadapi musim pancaroba berkepanjangan ini.

Di musim seperti ini, di kantor atau di sekolah biasanya mulai terdengar suara bersin, hidung pilek, suara sengau, dan batuk. Beberapa teman mulai tidak masuk satu dua hari karena sakit. Biasanya kita mulai pasrah "yah sebentar lagi giliran saya deh".

Pancaroba dan virus. Memang hubungan mereka sangat akrab. Dari virus yang ringan-ringan saja seperti flu, yang cukup merepotkan seperti sakit mata, cacar air, dan yang parah seperti demam berdarah.

Terutama pada anak-anak. Yang daya tahannya relatif lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Apa lagi yang sudah sekolah, yang sangat aktif dengan berbagai kegiatan di luar ruangan.

Sebenarnya, apakah kita pasti sakit jika ada virus berkeliaran? Apa kita harus menyerah, bahwa jika ada virus maka kita pasti sakit?

Sebenarnya tidak.

Dari tahapan penyerangan virus dikombinasikan dengan teori kemungkinan, maka urutannya adalah sebagai berikut.

Pertama, virus berkeliaran di sekitar kita. Ada dua kemungkinan, kita terserang atau tidak.
Jika tidak terserang, aman, kita tidak sakit.
Jika terserang masuk ke urutan kedua.

Namun di sini memang yang berperan adalah faktor keberuntungan, nasib baik, rezeki kesehatan, agak sulit untuk dibahas secara nyata :-)

Kedua, kita terserang virus. Masih ada dua kemungkinan, kita bisa bertahan, atau tidak.
Jika bisa bertahan, aman, kita tidak sakit.
Jika tidak bisa bertahan, masuk ke urutan ketiga.

Ketiga, virus berhasil membuat kita sakit. Masih ada dua kemungkinan, kita bisa cepat melawan, atau kita lambat melawan atau bahkan tidak melawan sama sekali.
Jika bisa melawan, maka kita hanya akan merasakan gejala awal, tidak sampai parah, lalu kembali sehat.
Jika kita melawan dengan lambat, atau malah tidak melawan, baru di sinilah kita sampai sakit dan bahkan bisa menjadi parah.

Untuk dua tahapan tersebut, maka yang menjadi faktor kunci adalah daya tahan tubuh. Jika daya tahan tubuh baik, kita akan bisa bertahan melawan serangan virus, sejak awal dia datang, sehingga kita tidak menjadi sakit. Kalaupun sampai kita menjadi sakit, daya tahan tubuh itu juga yang membuat kita bisa terus melawan virus, sehingga hanya mengalami gejala awal dan tidak sampai menjadi parah.

Pertanyaannya, bagaimana agar kita selalu memiliki daya tahan tubuh yang baik? Dan apakah ada cara yang alami untuk itu?

Jawabannya, ya ada. Metode alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh ada tiga yang utama :

Pertama, banyak minum air putih. Karena tubuh kita 80% terdiri atas air, maka pada air lah letak kunci daya tahan tubuh. Banyak penyakit yang disebabkan karena tubuh kita kekurangan cairan.

Kedua, banyak makan sayuran, buah, dan biji-bijian segar atau yang sesedikit mungkin mengalami pemrosesan, karena masih tingginya kandungan enzim. Karena enzimlah yang merupakan kunci metabolisme tubuh. Enzimlah yang dapat berubah menjadi antibodi ketika virus menyerang.

Dan yang juga sangat penting adalah yang ketiga, yaitu minum madu secara rutin. Madu dan berbagai produk lebah mengandung zat-zat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan berbagai penyakit.

Metode alami ini sebaiknya dilakukan secara rutin ketika kita sehat, dan dapat diintensifkan ketika kita mulai merasa diserang penyakit.

Selamat mencoba, dan semoga kita semua dapat bertahan di musim pancaroba yang panjang ini.

No comments:

Post a Comment