Wednesday, January 5, 2011

ASI dan Penggunaan Obat Rasional

Copy paste dari milis Balita Anda, sumber aslinya dari AIMI. Semoga bermanfaat :-)

Dari AIMI, bagus untuk Ibu2 dan Bapak2 yg masih ragu kenapa Antibiotik "1/2
haram" untuk bayi ^_^

Ada beberapa gambar yg mungkin engga muncul ya.. kalau mau lihat
selengkapnya klik ke :
http://aimi-asi.org/2011/01/asi-dan-penggunaan-obat-rasional/


ASI dan Penggunaan Obat Rasional

By dr. Fransisca Handy, SpA, IBCLC
on January 5th, 2011

Air susu ibu (ASI) tidaklah asing lagi ditelinga kita dan semua orangtua
yang mendapatkan informasi dan dukungan yang tepat pasti berharap dapat
memberi ASI pada bayinya sesuai dengan standard emas pemberian makan pada
bayi. Namun apakah yang dimaksud dengan penggunaan obat rasional (POR)? Apa
hubungan ASI dengan POR ?

Tahukah ayah ibu sekalian, bahwa menggunakan obat secara rasional pada bayi
di saat sakit ternyata amat membantu agar manfaat ASI dapat benar-benar
optimal diperoleh sang bayi?

Mari kita telaah apa saja yang ada dalam standard emas makanan bayi. Yang
pertama tentu Inisiasi Menyusu Dini. Selama proses IMD bayi diletakkan di
dada ibu, bersentuhan kulit dengan kulit dan ketika bayi mulai berusaha
mencari dia akan menjilati kulit dada dan payudara ibunya. Apakah yang
didapat sang bayi dari kulit ibu: bakteri baik. Ya, di kulit kita terdapat
jutaan sel bakteri baik yang melindungi kulit agar bakteri jahat dan jamur
tidak tumbuh. Bakteri baik ini akan masuk ke dalam usus bayi dan berkembang
biak di sana, melindungi bayi dari penyakit diare akibat bakteri jahat.
Terlebih bila sang bayi lahir secara normal, ada begitu banyak bakteri baik
di sepanjang jalan lahirnya. Setelah IMD, tentu dilanjutkan dengan ASI
eksklusif selama 6 bulan. Setiap kali menyusu pada payudara, tentu bayi
mendapat asupan bakteri baik tembahan baik lewat sentuhan mulut bayi dengan
payudara maupun lewat ASI itu sendiri. Zat kekebalan yang dibawa ASI tentu
bukan hanya bakteri baik, tapi ada aneka sel darah putih dengan macam-macam
fungsi dalam jumlah berlimpah mulai dari anti-in26feksi, anti radang,
pelapis usus, anti alergi dan sebagainya. Setelah berusia 6 bulan, bayi
mulai mendapat makanan pendamping alami. Apakah yang terkandung dalam
makanan pendamping alami yang tidak akan terdapat dalam makanan olahan
pabirk? Enzim, vitamin dan mineral alami yang juga punya daya perlidungan
luar biasa bagi bayi.

Sekarang, mari kita telaah perjalanan kesehatan bayi kita. Secara umum
ketika usia 6 bulan, bayi akan mulai sakit ringan yang ditandai dengan
gejala seperti batuk, pilek, demam dan diare atau muntah. Hal ini disebabkan
oleh zat kekebalan dari ibu yang telah mulai menurun kadarnya, ASI yang
mulai tergantikan dengan makanan pendamping ASI serta mobilitas / pergerakan
bayi yang mulai meningkat. Batuk, pilek, demam dan diare dialami semua bayi
karena ini adalah bagian dari tumbuh kembang bayi. Coba kita perhatikan di
sekitar kita, adakah balita di atas usia 6 bulan yang sama sekali tidak
pernah batuk pilek demam dan diare?

Namun, apakah yang umumnya terjadi pada bayi di saat ia sakit? Orangtua akan
membawanya ke fasilitas kesehatan (dokter atau bidan) dan sepulang dari
dokter / bidan orangtua akan dibekali dengan satu atau lebih obat. Puyer
berisikan beberapa obat yang disatukan disertai sirup anti demam umumnya
diberikan. Antibiotik tak lupa disertakan, dapat disertakan dalam puyer atau
pun dalam bentuk sirup yang terpisah. Lihatlah 2 contoh resep di bawah ini:

Resep yg sisi kiri diberikan pada bayi 1 bulan, ASI eksklusif, dgn keluhan
“flu”. Resep sisi kanan diberikan pada bayi 3 bulan, ASI eksklusif, dengan
diare akut, tanpa perdarahan. Rasionalkah? Kedua resep puyer ini mengandung
Luminal, obat anti kejang, untuk apa bayi batuk pilek atau diare dapat obat
anti kejang? Efek sampingnya amat berbahaya: perlambatan irama jantung,
tekanan darah rendah, henti napas dan depresi sistem saraf pusat. Rewel
bukan indikasi pemberian obat anti kejang, rewel lumrah terjadi saat sakit,
tenangkan dengan menyusui. Kedua resep ini juga mengandung antibiotik
(eritrhomycin dan nifural) yang sama sekali tidak diperlukan. Obat-obat lain
dalam resep ini juga tidak ada pada pedoman batuk pilek dan diare tanpa
perdarahan.

Gejala batuk pilek demam dan diare sebagian besar disebabkan oleh virus.
Virus ini pada umumnya adalah self limiting disease atau sembuh sendiri.
Sementara antibiotik HANYA dapat mematikan atau melemahkan bakteri, bukan
virus. Antibiotik tidak dapat mengenali mana bakteri baik dan mana yang
jahat, sehingga bakteri baik akan selalu ikut dihantam oleh antibiotic yang
dikonsumsi anak kita. Sia-sia lah usaha mengumpulkan bakteri baik dari
proses IMD dan ASI eksklusif. Semakin sering anak minum antibiotik, semakin
sering ia sakit, karena berkurangnya bakteri baik yang membantu pertahanan
tubuh. Penggunaan antibiotik secara tidak rasional juga menyebabkan
timbulnya resistensi atau berubahnya sifat bakteri menjadi tahan terhadap
antibiotik sehingga suatu saat kita dapat kembali ke era sebelum antibiotik
ditemukan. Antibiotik menyelamatkan hidup, maka kita harus menyelamatkan
antibiotik dengan menggunakannya secara rasional. Bila tidak ada indikasi
untuk pemberian antibiotik, STOP segera, tidak ada isitilah “terlanjur minum
antibiotik”, sebaliknya bila memang ada indikas taati aturan minumnya dengan
baik.

Ayah dan ibu sekalian, batuk pilek demam dan diare sampai tahap tertentu
sesungguhnya adalah cara tubuh untuk bertahan ketika virus masuk ke dalam
tubuh (infeksi virus). Batuk menjaga supaya jalan napas bersih dari lendir
yang dihasilkan lebih banyak ketika ada infeksi virus dan batuk juga menjaga
supaya kuman baru tidak masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan di
saat tubuh sedang berusaha melawan virus yang sudah masuk. Begitu juga
dengan pilek, tubuh berusaha mengeluarkan virus melalui lendir yang
diproduksi hidung. Pilek yang mulai kehijauan sama sekali tidak berarti
bahwa ada infeksi bakteri. Kehijauan semata-mata karena banyak sel darah
putih yang terkandung dalam lendir yang bereaksi dengan oksigen yang terjadi
justru di akhir masa sakit atau dalam proses penyembuhan. Bila hidung
tersumbat, ASI dapat diteteskan pada lubang hidung untuk membantu mengurangi
sumbatan karena ASI mengandung anti infeksi dan anti radang.

Bagaimana dengan demam ? Demam adalah tanda bahwa pertahanan tubuh sedang
bekerja. Setiap kali ada kuman masuk ke dalam tubuh, secara otomatis tubuh
akan bereaksi dan reaksi ini menghasilkan zat yang menyebabkan suhu tubuh
naik. Suhu tubuh yang naik ini juga membuat sel pertahanan tubuh dapat
bekerja lebih optimal. Oleh karena itu kita tidak disarankan untuk mengobati
demam yang ringan agar masa sakit dapat berlangsung lebih singkat karena
tubuh diberi kesempatan untuk melawan si kuman. Benar bahwa demam dapat
menyebabkan dehidrasi dan kejang, oleh karena itu perlu dipantau, diberi
cairan lebih banyak (ASI lebih baik), dikompres hangat dan diberi obat demam
hanya bila suhu di atas 38,5&derC (pada anak usia 1 tahun atau lebih). Diare
akut tanpa perdarahan umumnya disebabkan juga oleh virus. Diare membantu
tubuh membuang virus yang masuk, sehingga pemberian anti diare pada anak
tidaklah dianjurkan oleh WHO. Tata laksana diare yang utama adalah mengganti
cairan yang keluar. ASI adalah pengganti cairan terbaik, oralit dapat
diberikan jika diperlukan.

Pedoman tata laksana kasus bagi dokter maupun bidan dan perawat sebenarnya
telah lama ada. WHO telah mengenalkan Manajemen Terpadu Balita Sakit untuk
bidan dan perawat. Untuk dokter WHO telah mengenalkan Pedoman Pelayanan
Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Sebetulnya dengan mematuhi pedoman yang ada,
rasionalitas tata laksana yang dilakukan tenaga kesehatan dapat lebih
terarah. Namun, hal ini juga memerlukan kerjasama dari para ayah dan ibu.
Tekanan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan resep, terutama resep
tertentu seperti antibiotik atau puyer atau vitamin botolan kerap terjadi
(vitamin jauh lebih baik yang berasal dari ASI dan buah bukan?). Tahukan
ayah ibu, bahwa Indonesia adalah satu-satunya Negara yang masih meresepkan
obat berbentuk puyer. Puyernya sendiri tidak terlalu masalah, yang berbahaya
adalah praktik mencampur aneka obat menjadi satu yang belum tentu diperlukan
bayi kita. Padahal berdasarkan pedoman untuk tata laksana kasus-kasus ringan
yang saya ceritakan di atas tidak memerlukan peresepan apapun, kecuali untuk
obat anti demam bila ada indikasi. Setiap kunjungan ke tenaga kesehatan,
pastikan buah hati kita mendapatkan hanya yang terbaik.

ASI adalah investasi yang luar biasa bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak
kita, jangan sampai penggunaan obat yang tidak rasional merusak investasi
ini. Mari kita bersama mengusahakan agar setiap anak Indonesia mendapatkan
semuanya serba Standard Emas, tidak saja soal feeding, tapi juga ketika
sakit dia mendapatkan tata laksana yg berstandar emas: bedasarkan pedoman,
berbasis bukti yang kuat. Hanya yang terbaik yang pantas kita berikan bagi
anak-anak kita bukan ? Hidup ASI, Hidup POR !!

No comments:

Post a Comment