Tuesday, September 27, 2011

Sehat Tanpa Penyakit sampai Usia 70-an? Bisa!

Barusan saya dapat informasi tentang kebiasaan hidup sehat yang baguuss banget dari temen saya, Mbak Risa di milis Balita Anda. Ini adalah kebiasaan hidup Ayah dan Ibunya, yang saat ini usianya 76 dan 66 tahun, tanpa penyakit apa pun. Hebat kaaaan?

Karena saking kagumnya, saya mohon izin untuk mencatat kebiasaannya itu di sini. Kata Mbak Risa sih, kayaknya biasa aja deh. Tapi menurut saya, ini luar biasa :-)
Berikut kebiasaan tersebut yaa..

Pertama, pola makan sehat.
Ayahnya sangat pembersih, sehingga tidak pernah jajan dan tidak suka junk food. Beliau hanya suka makanan rumahan, yang dimasak oleh Ibunya. Setiap hari selalu minum susu, makan sayur tanpa nasi (digado) paling tidak 1 mangkuk setiap hari, dan makan buah. Kalau sekali-sekali makan pedas, maka harus segera diimbangi dengan makan semangkuk sayur. Sayur yang biasa dimakan adalah bayam, kangkung, toge, caisim, dll. Buah biasanya pepaya dan pisang.

Pola aktivitas sehari-hari.
Bangun jam 4.30, shalat, membaca Al Qur’an, dilanjutkan dengan jalan pagi. Sore pun jalan lagi, tidak jauh, cukup di seputar komplek. Tidur rutin jam 20.00 atau jam 21.00, kalaupun belum tidur, sudah siap di tempat tidur. Setiap hari membaca koran. Mungkin karena rajin membaca Al Qur’an dan koran tersebut, sampai saat ini Ayahnya tidak pikun.

Pola kehidupan mental.
Ayahnya sangat disiplin, sehingga sebenarnya termasuk orang yang keras, tapi cepat baik kembali. Ibunya “super sabar” sehingga bahkan di usianya yang 66 tahun, beliau terlihat seperti usia 50-an dan masih tetap aktif dan energik.

Bagaimana, kelihatannya simpel ya? Yang penting adalah melaksanakannya dengan konsisten. Tapi kalau yang lain bisa, harusnya kita juga bisa :-)

Semangaaaat, jangan mau tua, sakit, dan pikun. Ayo dari sekarang siap-siap supaya jadi lansia yang kuat dan sehat!

Demam Berdarah Tak Harus Opname

Dari Majalah Readers Digest Oktober 2011 Halaman 20

Ketika orang didiagnosis demam berdarah, hal pertama yang terlintas di pikiran adalah opname alias rawat inap. Padahal pasien yang positif terkena demam berdarah tidak harus opname.

“Asal trombositnya masih di atas 100 ribu, masih mau makan dan minum, serta tidak gelisah, pasien tidak harus opname,” kata dr. Leonard Nainggolan, SpPd-KPTI, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS Cipto Mangunkusumo.

Perawatan di rumah biasanya lebih memberikan rasa nyaman dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit. Namun perawatan di rumah juga harus memiliki standar. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan jika penderita dirawat di rumah :

1. Harus ada orang yang selalu menunggui. Hal itu penting jika terjadi hal darurat. Jangan tinggalkan pasien seorang diri.

2. Minum cairan sebanyak mungkin. Cairan elektrolit sangat baik bagi tubuh pasien, asal dia tidak mual dan muntah setelah meminumnya.

3. Jika demam, minum obat penurun panas dan kompres pasien. Cek suhu tubuhnya secara berkala. Gunakan thermometer digital yang lebih praktis.

4. Lakukan tes darah setiap harinya untuk mengontrol trombositnya. Jika istirahat dan pola makan baik, biasanya trombosit akan segera naik.

Tuesday, September 20, 2011

New Green 5R

Copy paste dari milis akuinginhijau. Semoga bermanfaat :-)
Mana yang sudah Anda mulai? Mudah-mudahan semua sudah yaa :-)

==

5R ini disadur dari artikel "Ten Tips for a Zero-Waste Household"

1. Refuse: tolak barang yang tidak dibutuhkan seperti brosur-brosur
dan barang-barang marketing gratisan lainnya.

2. Reduce: rapikan rumah anda dan sumbangkan barang yang sudah tidak
anda pakai, jangan disimpan di dalam gudang terus. Barang anda bisa
menjadi emas bagi orang lain yang membutuhkannya. Selain itu, selalu
gunakan daftar belanja sehingga anda tidak membeli barang yang tidak
anda butuhkan.

3. Reuse: ganti barang sekali pakai dengan yang bisa dipakai
berulang-kali seperti tissue diganti sapu tangan, popok kain, yang
selain hijau juga hemat. Pakai juga kantong/tas belanja agar tidak
menggunakan kantong plastik kresek.

4. Recycle: cari tahu tempat-tempat daur ulang yang ada, dan kalau
anda menemukannya, share dengan dengan teman-teman lain. Selain itu,
sebisa mungkin membeli barang secondhand yang seringkali masih dengan
kondisi baik. Hindari membeli barang berbahan dasar plastik karena
plastik akhirnya akan terbuang dan memenuhi tempat pembuangan sampah
serta laut.

5. Rot: coba ikutan membuat kompos dari sisa makanan anda, jangan lupa
beli bibit tanaman agar alhasil anda bisa menghasilkan sendiri bahan
makanan dari sisa makan anda. Kalau ada sudah coba makan dari tanaman
sendiri, masak apa pun rasanya mak nyus dan bangga.

Monday, September 19, 2011

Berburu Kurma Pasca Ramadhan

Di bulan Ramadhan, mudah sekali mencari kurma. Di supermarket berlimpah. Di penjual kaki lima mushalla, banyak. Di kantor juga banyak yang menawarkan.

Setelah Ramadhan berlalu, kurma pun hilang dari peredaran.

Padahal, kurma cocok sekali untuk jadi snack sehat. Untuk saya yang snack-nya beralih dari kue menjadi buah, ketika persediaan buah segar menipis, andalan saya beberapa hari terakhir ini adalah kurma.

Sampai akhirnya hari ini saya kehabisan kurma.

Dan perburuan kurma pun dimulai ke toko-toko online, cara berbelanja favorit saya :-)

Kurma yang saya suka pun agak spesifik, yaitu kurma tunisia yang kering, berbatang, dan tidak terlalu manis.

Dari beberapa toko online yang menjual kurma ini, ternyata jarang sekali yang masih berjualan pasca Ramadhan. Atau, lokasinya di Jawa Tengah, hehe jauh ajah dari Jakarta ku tercinta.

Sampai akhirnya, ketemu juga satu toko online, lokasi sama-sama Tebet, yang masih berjualan kurma ini, karena memang dia toko perlengkapan haji, alhamdulillah.. Kayaknya saya punya toko langganan baru lagi nih :-)

Selamat datang kurmakuuuu :-)

Friday, September 16, 2011

Buncis dan Mangga

Ada dua perkembangan seru di kebun saya.

Pertama, buncis yang sudah sekitar 3 bulanan ditanam, akhirnya mulai berbuah, imuuuut, sebesar setengah tusuk gigi, hehehe..

Agak repot juga punya tanaman buncis ini, karena ternyata dia harus merambat. Sementara sekarang saya rambatkan ke kaki meja ulir yang ada di taman. Sayangnya, ada beberapa bagian yang jadi kering.

Kedua, mangga apel yang bijinya saya tanam dari buah pohon Tante saya, sudah tumbuh! Masih kecil dengan 4 helai daun muda, dan masih di pot kecil. Rencana dalam waktu dekat, belanja pot, hehehe..

Yang lain, kurma masih 2-3 daun, cabe dan paprika belum ada perkembangan, pohon buah masih membesar : nanas, nangka, delima, mengkudu, jambu air, jambu klutuk.

Oya satu zodia saya yang selama ini setia mendampingi di kantor, setelah seminggu ditinggal cuti, jadi kering kerontang, hiks hiks.. Akhirnya daun-daunnya saya potong semua, dan sekarang tinggal batang. Mudah-mudahan hidup lagi.

Saya juga punya melati yang selama ini tidak mau berbunga. Saya baru baca bahwa Ustadzah Yoyoh Yusroh pernah mendoakan pohon melati untuk berbunga dengan mengajak bicara, "Assalamu'alaikum melati, kamu berbunga yang banyak ya." Dan benar berbunga banyak. Saya barusan mencoba, mudah-mudahan sukses :-)

Satu lagi, dari RT, di depan rumah ada pohon yang katanya namanya pohon bunut, daunnya ternyata enak untuk dimakan sebagai lalap. Kata si mbak, saya sendiri belum coba :-)

Demikian kabar kebun saya, sampai jumpa di perkembangan selanjutnya :-)

Akhirnya, Panen Bayam!

Akhirnya, minggu lalu bayam saya sudah dipanen, dan kami sudah makan bayam pertama dari kebun sendiri :-)

Sayang prosesnya kurang dramatis!

Sebelumnya saya bilang ke si mbak, kalau bayam sudah cukup umur untuk dipanen, dipanen saja.

Dalam pikiran saya ketika akan memanen dia akan info ke saya.

Ternyata dua hari yang lalu saya iseng-iseng tanya bagaimana kabar bayam saya, kata si mbak, "Tuh udah 3 kali saya masak bayam dari kebun."

Waaa, jadi tidak ada upacara panen pertama, makan bayam pertama, foto narsis panen bayam, hehehe..

Kata si mbak, "Lah ibu, biasa aja lagi."

Hehe, buat dia yang punya kebun di kampung, memang biasa aja ya. Tapi buat saya, itu kejadian yang fenomenal, hehehe..

Sekarang masih ada bayam-bayam yang menunggu besar, enak juga punya kebun, mau masak tinggal petik.

Ada yang mau coba? :-)
Yuuuuk, gampang kook..

Wednesday, September 14, 2011

Stok Sayur dan Buah di Rumah

Sebagai ibu dari 3 anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, yang mencoba menerapkan pola makan sehat, info dari Pak Wied, cerita enzim dari buku Hiromi Shinya, minum jus buah setiap pagi, plus food combining, di rumah saya selalu ada sayur dah buah.

Bila stok sayur dan buah sudah menipis, biasanya saya mulai gelisah, dan mulai pesan ke toko delivery bahan organik langganan saya, atau minta si mbak beli ke pasar atau ke supermarket.

Buat saya setiap hari harus makan sayur dan buah. Maaf, ralat, bukan setiap hari, setiap waktu makan harus diawali dengan buah, dan ketika makan harus ada sayur.

Makanya saya agak tertegun ketika kemarin ngobrol dengan seorang teman.

Dia bercerita bahwa anaknya yang kelas 1 SD ditugaskan membawa makanan empat sehat lima sempurna. Dan dia berkata bahwa dia sempat panik, karena di rumahnya tidak pernah ada stok sayur dan buah. Setelah dia bongkar-bongkar kulkasnya, ternyata ada beberapa wortel yang akhirnya dia rebus saja, yang penting bawa. Untuk buah, dia merasa ada 1 apel, yang ternyata tidak ada, akhirnya ternyata ada 1 pisang yang sudah hampir layu.

Waduh!

Mendengar cerita tersebut rasanya sedih sekali. Dia yang nota bene seorang ibu dari anak yang dalam masa pertumbuhan seperti saya, yang juga berusia seperti saya, masih belum memperbaiki pola makannya dan pola makan keluarganya.

Eh, tapi tiba-tiba saya ingat, jangan dulu berburuk sangka.

Siapa tahu dia memang tidak suka punya stok sayur dan buah, karena dia selalu beli yang segar di pagi hari, dan di malam hari sudah habis :-) Begitu setiap harinya.

Mudah-mudahan yaa.. :-)

Thursday, September 8, 2011

Rekomendasi Pompa ASI (Breastpump)

Sebenarnya, metode pemerahan ASI yang paling efektif dan simpel adalah perah manual dengan tangan. Tidak perlu membeli dan membawa alat pompa, tidak perlu baterai/listrik, tidak perlu mencuci alat / corong, dll dsb. Hanya memang tidak semua orang sukses dengan cara ini.

Berdasarkan pengalaman pribadi, berikut rekomendasi Pompa ASI (Breastpump/BP).
Yang pernah saya coba ada 2 BP yaitu Medela Swing dan Avent Manual. Dua-duanya saya suka, dengan kelebihannya masing-masing :-)

Medela Swing paling saya suka untuk saya bawa ke mana-mana. Suaranya tidak terlalu bising, sehingga kalau kita memompa di mobil, masih bisa sambil ngobrol, dengan suami tentu saja, jangan di bis kota :-) Selain itu ada mekanisme 2 fase pemompaan, yang bisa memicu keluarnya ASI. Bentuk mesinnya juga cantik dan simpel. Pas di kantor pun ada alatnya Medela, sehingga corong Swing saya bisa disambung juga ke alat di kantor.

Tadinya saya hanya menggunakan Swing ini saja. Tapi ternyata Swing ini cukup berisik kalau saya gunakan untuk memompa sambil menemani anak saya tidur.

Lalu iseng-iseng saya coba tanya ke teman, apa ada rekomendasi pompa manual yang suaranya sepi dan efektif kerjanya. Ketemulah saya dengan Avent Manual.

Avent Manual keren banget untuk pompa di kamar di malam hari. Suaranya minimal sekali, sehingga tidak mengganggu bayi saya yang sedang tidur. Dan pompanya ada dua lapisan, yang keras dan lunak, sehingga seperti ada pemijatan yang membuat ASI bisa terpompa sampai habis. Alatnya pun simpel sekali. Hanya saja, botolnya berbeda ukuran dengan Medela yang dipakai anak saya untuk minum ASIP, jadi botol Avent hanya saya gunakan untuk memompa.

Demikian rekomendasi dari saya, semoga bermanfaat :-)